Lihat ke Halaman Asli

Asaf Yo

TERVERIFIKASI

mencoba menjadi cahaya

Mencoba Menghindari Penggunaan Wadah Styrofoam

Diperbarui: 8 Januari 2021   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.rappler.com/world/bahaya-styrofoam-kesehatan-lingkungan

Pagi ini jam 6 pagi ,saya dalam perjalanan ke tempat kerja membeli makan di pinggir jalan untuk dimakan sebagai sarapan di tempat kerja (baru beberapa hari balik Surabaya lagi hehehe ). Di beberapa tempat yang menjual nasi bungkus terlewatkan begitu saja karena mengendarai motor begitu cepat, akhirnya saya berhenti di satu tempat untuk membeli nasi bungkus (karena takut di perjalanan selanjutnya tidak ketemu penjual nasi bungkus lagi, mengingat jaraknya sudah semakin dekat dengan tempat kerja.

Nah, masalahnya saya berhenti di suatu tempat yang menjual nasi dengan wadah dari styrofoam. Tapi karena posisi sudah berhenti , saya sungkan untuk kemudian lanjut tanpa membeli (apalagi memang belum hafal dengan tempat jualan di sepanjang perjalanan menuju tempat kerja). Saya agak tidak nyaman dengan bungkus yang berasal dari sterefoam ini.

Pasti kita semua tahu bahwa styrofoam merupakan bahan yang berbahaya bagi lingkungan. Styrofoam merupakan salah satu jenis plastic yagterbuat dari polisterin . Jenis ini meruakan jenis plastic yang sangat ringan, kaku, tembus cahaya, dan tergolong murah namun cepat rapuh. Agar tidak cepat rapuh, maka jenis polisterin ini dicampur dengan seng dan senyawa botadine sehingga warnanya menjadi putih susu.

Kemudian Styrofoam ini dipakai untuk wadah makanan /minuman yang masih panas misalnya, wah,zat benzene ini langsung terlarut (aduh apa ya istilahnya) dan masuk ke dalam makanan itu. Mungkin, sekali duakali kita akan mengabaikan, tapi kalau dalam jangka waktu lama kita terkena kanker, jangan kaget ya.

BAHAYA styrofoam bagi kesehatan adalah menjadi salah satu penyebab kanker karena mengandung benzene. Selain itu sifatnya adalah mikroplastik yang dapat dimakan ikan. Nah, ikan yang sudah mengkonsumsi mikroplastik ini kembali dikonsumsi oleh manusia. Oh, iya, mikroplastik inilah potongan potongan plastic yang tak terlihat oleh mata. Artinya kita mengkonsumsi benzene secara terus menerus jika kita menyukai konsumsi ikan laut. Yah, efeknya baru akan terlihat dalam waktu yang lama saat tumpukan racun benzene dalam jumlah banyak itu bereaksi dalam tubuh kita.

Sterofoam juga berbahaya bagi lingkungan karena sukar terurai. Jika sukar terurai, maka tumpukan sterefoam ini mengakibatkan endapan yang bisa menyubmat saluran air atau membuat dasar sungai/danau menjadi lebih dangkal. Berbeda dengan jenis plastic lain yang dicari oleh pemulung untuk didaur ulang, khusus untuk sterofoam ini tidak di bisa didaur ulang jadi tidak akan dicari oleh pemulung. Kalau itu menyumbat  saluran air, efeknya pas hujan ya akan terjadi banjir. Jadi jangan menyalahkan pemerintah saja ya, kalau daerah kita terkena banir, bisa jadi itu juga karena ulah kita sendiri.

Nah, Proses pembuatan sterofoam sendiri masih menggunakan CFC. Tahu kan CFC alias chloro fuoro carbon? Gas yang berperan dalam efek rumah kaca dan juga membuat terjadinya lubang ozon. Bayangkan kalau ini dilakukan dalam jumlah yang sangat besar. Maka semakin banyak kita menggunakan Sterofoam juga makin banyak merusak lingkungan dan makin memengaruhi iklim global.

Kemudian saya langsung browsing, ternyata Styrofoam sudah dilarang sejak lama oleh WHO untuk digunakan pada makanan dan minuman, tapi mungkin tidak semua negara menaati itu (buktinya di Indonesia saya masih banyak menemukan orang yang membungkus makanan dari Styrofoam sih) , terutama negara berkembang. Jepang saja sudah melarang penggunaan Styrofoam karena mengganggu kelenjar endokrin yang mengganggu organ reproduksi manusia.

Berhubung saya lapar, ya saya tetap makan  nasi yang saya beli dunk, tapi saya rasa saya tidak akan membeli sarapan di tempat yang sama, melainkan membeli makanan di tempat lain yang membungkus makanannya dengan wadah plastic.

Sebenarnya sih, masalah plastic dan Styrofoam sama sama berbahaya bagi lingkungan dan manusia. Namun, dilihat dari masalah yang ditimbulkan, ternyata Styrofoam memberikan efek yang jauh lebih besar daripada plastic. Saya sih tidak anti ya dengan plasti, hidup di zaman modern ini saya realistis akan hidup dengan plastic, yang saya bisa lakukan hanya berusaha mengurangi penggunaan plastic dan menghindari penggunaan Styrofoam (sambil teringat tumpukan plastic kresek di rumah, karena ibu sudah saya wanti wanti untuk selalu menyimpan kresek plastic untuk bisa dipakai pada hal hal lain, dan baru dibuang kalau sudah rusak sobek dan sebagainya).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline