Lihat ke Halaman Asli

Takut

Diperbarui: 14 November 2022   22:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Src : Google/Jagokata.com

Sadar ga sih kalau kita semakin dewasa ?

Semakin dewasa kita terkadang sampain bingung kenapa secepat ini ?

Aku mau cerita, tentang ketakutanku, namun disini karena aku bingung mau cerita kesiapa jadi, aku cerita disini aja ya

Aku sadar semakin dewasa seseorang bisa membuat orang itu mengalami apa yang namanya ketakutan apa yang namanya dilema.

Ketakutan akan tidak bisa membahagiakan orang tua, ketakutan akan masa depan, yang ada didalam pikiran ini hanya ketakutan , ketakutan dan ketakutan.

Sampai terkadang aku berpikir apakah semesta tidak memihak kepadaku ? , sampai aku mengalami namanya ketakutan. Ketakutan yang menjadi - jadi , ketakutan yang tidak berdasar sebetulnya. Kadang aku berpikir bagaimana cara mereka untuk bertahan dari ketakutan yang terjadi ini. Sejujurnya aku masih bingung, aku dihadapkan dengan masalah kehidupan dimana, aku berpikir apakah aku adalah orang yang berguna ? ataukah aku hanyalah dipilih Tuhan hanya untuk mengisi kekosongan. 

Sedih memang bila mengingat ini, perasaan overthink yang menjadi jadi bagaikan mimpi buruk disiang hari, yang selalu ku bawa sebelum tidur. Sampai lelah dihadapkan dengan perasaan ini. Tahun 2014 aku kehilangan mamaku , dimana aku mengalami apa itu ketakutan yang sebenarnya, yaitu membahagiakan orang tua ku yang tersisa yaitu ayahku, sebelum tiba waktunya.

Aku tidak mengerti apa rencana Tuhan yang sebenarnya atas hidupku. Takut bertambah dewasa, takut bertambah umur, banyak ketakutan yang terjadi. Sewaktu kecil aku ingin menjadi dewasa namun sekarang aku tahu dewasa bukanlah hal yang mudah, dewasa bukanlah hal yang gampang, dewasa ternyata tidak seenak yang kita pikirkan ternyata jadi dewasa itu sudah gak gampang, saingan terbesarmu bukan teman ataupun musuhmu melainkan umur orang tuamu. 

Aku sadar menyerah bukanlah pilihan, namun ketika tiba saatnya ingin diri ini merasakan apa yang namanya mati, namun tubuh ini berkontradiksi memberi peringatan bahwa mati bukanlah jalannya. Sampai disuatu titik apa lelah apa yang terjadi. Sepertinya aku akan terus membawa ketakutan itu didalam tidurku, dimana itu akan terus menjadi mimpi buruk bagiku. Semoga Tuhan merencanakan yang terbaik atasku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline