Lihat ke Halaman Asli

Isoman Saat Covid

Diperbarui: 28 Oktober 2022   20:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pada tanggal 21 Agustus 2022, saya dan keluarga di rumah untuk pertama kalinya terkena virus corona.  Kami harus isoman selama 10 hari sampai hasil tesnya negatif. Sebelum dinyatakan positif corona, saya mengalami pusing, mual, muntah, demam dan batuk. 

Sebelumnya, kakak saya sudah terkena lebih dahulu. Lalu papa membawa saya ke rumah sakit RSUD Serpong, dan di sana saya dinyatakan positif covid. Dokternya memberikan saya banyak obat dan vitamin. Ada obat yang perlu diminum 6 tablet sekaligus, dan itu 2 kali sehari. 

Selama isoman, saya jadi ketinggalan pelajaran karena banyak kuis dan ulangan yang tidak bisa saya ikuti. Di rumah, walaupun mama saya juga terkena covid, tetapi masih menyiapkan makanan yang bergizi untuk kita semua. Demamnya sebenarnya sudah hilang setelah 2 hari.

Namun, saya tetap harus isoman sampai virusnya hilang. Di rumah saya tetap membaca buku pelajaran agar tidak ketinggalan. Ternyata isoman terlalu lama membuat saya bosan karena tidak bisa pergi ke sekolah maupun jalan-jalan. 

Setelah 9 hari, saya melakukan tes antigen di rumah. Hasilnya sudah negatif. Keesokan harinya, saya sudah mulai masuk sekolah lagi. Saya langsung mengikuti susulan kuis dan ulangan yang cukup banyak. 

Semenjak saat itu, saya mulai lebih menjaga kebersihan dan menjaga asupan makanan agar tidak mudah terkena virus.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline