Lihat ke Halaman Asli

Investasi, Saham, dan Influencer

Diperbarui: 22 Januari 2021   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Managing Individual Investor Portfolios

Beberapa waktu terakhir sempat ramai fenomena “Influncer yang mengendorse saham tertentu”. Rafi Ahmad, Ari Lasso dan Yusuf Mansur disebut membuka pilihan investasi mereka dan public menilai informasi ini berpotensi mempengaruhi orang dalam berinvestasi.

Fenomena ini dianggap menarik, karena selama ini penggunaan influencer lebih dimanfaatkan untuk mengendorse produk barang dan jasa. Kali ini mulai merambah ke sektor investasi, yang secara konseptual berkaitan erat dengan “Return dan Risk”.

Para influencer dianggap tidak memberikan informasi secara lengkap, hanya menekankan aspek “return” dan tidak mengungkap sisi “risk”. Ini bedanya dengan ulasan para analisis dan pengamat pasar modal yang menyampaikan informasi secara lengkap baik dari sisi return dan risk.

Hal yang menarik untuk diamati mengenai “fenomena influecer saham” berkaitan sejauh mana informasi yang mereka sampaikan mempengaruhi pilihan investor. Kalau kita lihat tipikal individual investor menurut Bronson, Scanlan & Squires (2007) yang membagi investor menjadi empat kelompok yaitu (1) Cautious Investors, (2) Methodical Investors, (3) Spontaneous Investors  dan (4) Individualist Investors, maka kelompok yang mudah terpengaruh influencer adalah jenis Spontaneous Investors .

Tipikal Spontaneous Investors, umumnya lebih peduli “takut kehilangan tren investasi” daripada tingkat risiko portofolio mereka sehingga lebih mempercayai ulasan tentang tren terkini dibanding masukan dari manajer portofolio mereka.

Bagi tipikal lainnya terutama Cautious Investors dan Methodical Investors akan berhati-hati mengelola informasi yang disampaikan influencer. Jika Cautious Investors akan merespon informasi sejauhmana resiko yang harus ditanggung, sedangkan Methodical Investors akan menelaah informasi yang ditawarkan dengan mempelajari historis saham yang ditawarkan.

Pada akhirnya meskipun maraknya influencer mengendorse saham tertentu, pilihan investasi sangat bergantung pada personality investornya ada yang mudah percaya dan mengikuti trend. Namun, Sebagian besar akan tetap mempertimbangkan risk dan return dari investasi yang ditawarkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline