Lihat ke Halaman Asli

Menghukum Buah Hati dengan Cara yang Benar

Diperbarui: 21 Oktober 2019   05:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kumparan.com

Tahukah ayah. bunda bahwa membuat peraturan untuk anak sangat penting dilakukan? Jika tidak tentu saja akan membuat anak sulit untuk disiplin. hal utama yang perlu diingat orangtua terkait dengan membuat peraturan untuk anak dan cara agar anak bisa melakukannya dengan baik adalah dengan membuat kesepakatan lebih dulu.

Lalu bagaimana caranya agar anak mau mengikuti rules yang diberikan oleh orang tua, dan konsisten menjalaninya? Kebanyak rules yang diberikan oleh orang tua memang hampir mustahil bisa dijalankan oleh anak jika itu bukan kesepakatan yang dibuat dengan si anak, maka dari itu yang lebih penting adalah tentang menyepakati. 

Sebetulnya aturan-aturan yang dibuat di keluarga itu seperti apa sih? Sebenarnya rules itu bisa dibuat dari pertemuan-pertemuan dengan anak bahkan anak yang berumur 3 tahun pun sudah bisa terlibat untuk membuat kesepakatan.

Yang dapat membantu anak bisa lebih konsisten dalam menjalaninya adalah kesepakatannya itu tidak boleh terlalu banyak. Jika semakin banyak peraturannya, akan membuat orang tua semakin sulit untuk mengingatkan anaknya dan semakin sulit juga menjelaskan pada anak, sebetulnya sebab-sebab kenapa begitu banyak peraturan dirumah dan kalau bisa paling banyak peraturan yang dimiliki dalam keluarga itu tiga sampai 8 peraturan.

Selanjutnya kesepakatan itu bisa ditempel, diletakkan, atau ditempel diruangan yang dapat terlihat dan itu dapat membantu anak untuk lebih menjaga kosistensi. Jadi ibu tak perlu lagi selalu mengomel untuk mengingatkan anak tentang semua rules yang sudah dibuat. Kesepakatan itu bisa dibuat dengan bentuk berbagai macam seperti, gambar, tulisan, atau coretan masing-masing akan membuat keluarga lebih terpacu untuk memenuhi sesuatu yang sudah disepakati.

Apakah anak boleh diberi hukuman jika melanggar rules atau suatu kesalahan? Sebenarnya untuk hukuman sebaiknya dapat dihindari oleh para parents, karna hukuman itu lebih bersifat punitive (menekan/mengekang) dan seolah-olah yang orang tua itu memberikan ancaman agar anak nurut atau agar merasakan takut pada hukuman itu. 

Sebenarnya yang ingin kita tumbuhkan itu disiplin dirinya dan kesadaran dirinya sehingga hukuman dapat menjadikan anak menjadi parah, lalu saat orang tua hukum atau orang tua marahi anak bukannya malah mengambil hikmah atau pelajaran yang berguna namun anak akan hanya mengingat "aku sebel banget, benci banget saat diperlakukan dengan cara tersebut" dan anak saat ditanya tentang apa yang diperbuat atau apa yang perlu diperbaiki biasanya anak akan tidak ingat dengan itu dapat menjadi salah satu contoh dan bukti bahwa hukuman tidaklah efektif dalam pembelajaran jangka Panjang anak, dan yang sering terjadi saat anak di hokum bukannya berenti atau anak merasakan jera malah anak akan mengulangnya kembali lalu mungkin dalam skala besar.

Yang harus kita terapkan adalah konsekuensi bukan hukuman, konsekuensi itu pasti berhubungan dengan kesalahannya, seperti jika saya (anak) menumpahkan air dilantai maka konsekuensinya adalah anak harus mengeringkannya dengan cara di lap. Bukan dengan hukuman seperti di marah-marahi "kamu abis ini tidak boleh bawa air sendiri, kalua mau air biar mama saja yang mengambilkan" jika cara seperti ini anak bukannya mengambil pejalaran malah akan berdampak negative pada psikis anak. Akan lebih baik jika anak di nasehati dengan cara "oh kalua kamu bawa minum dengan gelas ini masih susah nanti pakai gelas yang ada pegangannya" anak disini juga dapat bejalar dan lebih bisa dengan baik untuk menerima nasihat orang tua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline