Hari Sabtu (6/10) antara pukul 00.30 hingga 00.40 Wit telah terjadi pembacokan di tiga tempat berbeda di Masohi, ibukota Maluku Tengah oleh sekelompok orang tak dikenal yang mengakibatkan jatuhnya korban atas nama :
- Berlian Tantoli (20), pekerjaan pegawai kantor statistik, mengalami luka bacok pada tangan sebelah kiri dengan 18 jahitan. Korban dibacok di kawasan perumahan dokter samping pendopo Bupati, ketika korban sedang berjalan pulang menuju rumahnya usai jaga malam di kantor statistik.
- Korneles Serusi (29), pekerjaan dosen STIKIP, mengalami luka bacokan pada tangan sebelah kanan dengan 23 jahitan. Korban dibacok di kawasan belakang kantor Den POM XVI/2 Masohi Kelurahan Namaelo, ketika mengendarai sepeda motor.
- Jeki Welyrubun (19), mahasiswa di STIA, mengalami luka bacokan pada bagian tangan sebelah kanan dengan 7 jahitan. Korban dibacok di kawasan Belakang RSUD Masohi ketika sedang berboncengan dengan korban lainnya bernama Randi Ramode (20), mahasiswa STISIP yang juga mengalami luka bacokan pada bagian punggungnya.
Berdasarkan keterangan para korban, pelaku melakukan aksinya berboncengan dengan menggunakan sepeda motor dan pada umumnya korban dibacok dari arah belakang sehingga korban tidak mengetahui ciri-ciri pelaku.
Padahal sebelumnya telah beredar selebaran provokasi di Masohi dan teror terhadap Ketua KPUD Maluku Tengah La Alwi.
Pembakaran
Pada hari yang sama, Sabtu (6/10) sekitar pukul 02.10 Wit bentrok antar warga kembali terjadi di kawasan Ongko Liong, Desa Batu Merah, Kec. Sirimau, Kota Ambon. Diduga ini merupakan bentrok susulan dari bentrokan sebelumnya yang terjadi pada Kamis (4/10) lalu.
Akibat bentrokan tersebut sedikitnya delapan kios di depan kantor PT. Bank Maluku Cabang Batu Merah dan sebuah toilet umum hangus dibakar oleh salah satu kelompok yang bertikai, apakah warga Batu Merah atau warga Kailolo yang melakukannya, hingga kini masih dalam penyelidikan aparat kepolisian.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu hanya sempat membuat panik masyarakat setempat karena kedua kelompok yang terlibat bentrok membawa sejumlah senjata seperti parang, pisau, balok kayu dan batu serta botol yang berisikan bensin.
STOP Provokasi Sesat
Sungguh memuakkan aksi orang-orang itu yang hanya mengorek-ngorek luka lama masyarakat Maluku yang telah sembuh dari berbagai konflik yang menimpa dan kini tengah merajut baju perdamaian di Tanah Alifuru ini sebagai langkah untuk memfokuskan diri dalam mengejar ketinggalan.
Jangan biarkan provokasi sesat mengalahkan misi rakyat Maluku dalam menciptakan kondisi aman, damai, tertib dan tentram dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk itu diharapkan masyarakat jangan terpancing oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, percayakan aparat yang berwenang dalam melakukan tugasnya. Kita hanya dapat membantu dalam menjaga lingkungan kita masing-masing dari pengaruh orang-orang yang menyebarkan provokasi sesat itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H