Lihat ke Halaman Asli

Rebutan Tambang Emas dan Perampokan Bersenjata di Pulau Buru

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_193892" align="alignright" width="272" caption="ilustrasi (wartanusa.com)"][/caption]

Kemarin, Kamis (12/7) di Mabes Polri Jl. Trunojoyo No. 3 Jakarta, Kepala Biro Penerangan Umum Polri Kombes Pol Agus Rianto mengatakan bahwa sedikitnya 4 (empat) orang tewas dalam bentrokan di kawasan Gunung Botak, Desa Wamsait, Kec. Waeapo, Kab. Buru, Maluku pada hari Rabu (11/7) sekitar pukul 13.30 Wit.

Bentrokan berawal dari puluhan warga dari Kec. Ambalau menyerang masyarakat adat yang berada di areal tambang di kawasan Gunung Botak. Mereka menggunakan senjata tajam, parang dan tombak dalam melakukan aksinya, hingga mengakibatkan empat orang meninggal dunia, yakni 1 orang warga Kec. Ambalau, 1 orang masyarakat adat, 1 orang warga pendatang asal Tasikmalaya dan 1 orang warga pendatang asal Manado, sementara seorang warga Kec. Ambalu juga mengalami luka akibat terkena benda tajam yang kini tengah dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Namlea.

Bentrokan berdarah tersebut merupakan kelanjutan dari bentrokan yang terjadi pada 15 Mei 2012 lalu di lokasi yang sama dan sempat menimbulkan korban jiwa pula. Diduga pemicu bentrokan adalah perebutan lahan tambang, dimana di lokasi kejadian memiliki kandungan emas yang cukup tinggi. Masyarakat adat di sana mengklaim dan merasa itu miliki mereka, sehingga kelompok lain khususnya warga Kec. Ambalau tidak senang dan akhirnya timbulah konflik yang memakan korban.

Mendengar peristiwa itu, aparat Kepolisian langsung mengerahkan satu pleton personil Shabara dan Brimob yang juga dibantu oleh personil TNI untuk melakukan pengamanan, meski sempat terhambat oleh kondisi jalan yang terputus menuju lokasi kejadian akibat banjir dan longsor, sebanyak 60 orang aparat keamanan tersebut berhasil tiba di TKP dan langsung mengendalikan situasi.

Perampokan terhadap pendulang emas

Masih di Pulau Buru, pada hari Selasa (10/7) lalu sekitar pukul 02.30 Wit telah terjadi perampokan bersenjata oleh orang tak dikenal (OTK) terhadap satu keluarga pendulang emas di Km 17 Desa Perbulu, Kec. Mako, Kab. Buru dengan kerugian berupa emas 2 (dua) kilogram dan uang tunai milyaran rupiah berhasil dibawa kabur perampok, tidak hanya itu saja para korbannya juga dianiaya secara sadis oleh pelaku dan hingga kini masih dalam perawatan medis di RSU Namlea. Mereka adalah sepasang pasutri bernama Sirajuddin dan Sri serta seorang penghuni rumah lainnya yang bernama Hasbullah. Ketiganya mengalami luka parah pada sekujur tubuhnya masing-masing.

Tak hanya melukai para korban, pe­rampok sempat menodongkan senjata api berupa pistol ke arah para korban dan selanjutnya mengambil emas dan uang tunai milik korban. Saat hendak mening­galkan rumah korban, satu tembakan dilepaskan untuk menakuti warga setempat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline