Aboru adalah nama sebuah negeri berpenduduk sekitar 3.000 jiwa di Kecamatan Haruku, Kabupaten Maluku Tengah. Terdiri dari tujuh dusun, pemukimannya memanjang, mengikuti teluk yang melindungi negeri saat musim gelombang. Bukit karang yang terjal berada tepat di belakang negeri tersebut. Kondisi geografis ini membuat Aboru terisolasi karena tidak ada jalan darat yang menghubungkannya dengan negeri tetangga.
Selama ini, Aboru dikenal sebagai salah satu basisnya RMS (Republik Maluku Selatan) di Maluku. Setiap menjelang 25 April yang dianggap sebagai hari kemerdekaan RMS, negeri ini selalu menjadi buah bibir. Negeri Aboru semakin di kenal saat sekelompok pemudanya berhasil menyusup sebagai penari cakalele dan hendak membentangkan bendera RMS di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menghadiri perayaan Harganas tanggal 29 Juni 2007 di Lapangan Merdeka, Ambon.
Banyak cerita negatif tentang orang Aboru. Mereka dikenal sebagai orang yang skeptis terhadap pendatang, seringkali tidak mengenal kompromi dan nekat melakukan apa saja. Berikut adalah nama-nama marga yang ada di negeri Aboru, yakni Akiary, Mual, Nahumury, Riry, Saiya, Sengadji, Sinay, Teterissa, Usmani, Yesayas, Malawau, Tepal, Tuanakota, Manusiwa.
Beberapa Tokoh Masyarakat di Aboru mengatakan bahwa penilaian pemerintah selama ini salah kalau beranggapan negeri Aboru itu sebagai kantung separatis. Menurut mereka, apa yang dilakukan sebagian masyarakat Aboru hanya sebagai bentuk protes kepada pemerintah karena merasa terlupakan. Harapan orang Aboru seragam, mereka hanya meminta perhatian berupa sentuhan pembangunan infrastruktur baik itu jalan, jembatan, air bersih maupun sarana pendidikan yang memadai dapat segera direalisasikan berikut persamaan hak untuk diterima sebagai pegawai di pemerintahan maupun TNI/Polri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H