Lihat ke Halaman Asli

Pemberontakan dari Timur Harus Dilakukan

Diperbarui: 18 Juni 2015   02:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1409394124176111537

Jangan terpancing dulu dengan judul berita di atas, kalimat pada kepala karangan itu adalah nama sebuah buku berisi kumpulan puisi dari 15 orang penyair asal Maluku, yakni Agus Salim Patty, Chalvin Papilaya, Dino Umahuk, Eko Saputra Poceratu, Falantino E. Latupapua, Faidah Azuz Sialana, Khairus Alfrus Salampessy, Mariana Lewier, M. Aziz Tunny, Muakrim M. Noer Soulisa, Revelino Bervion Nepa, Ronald Regang, Rudi Fofid, Theoresia Rumthe dan Wirol Haurissa.

[caption id="attachment_340262" align="aligncenter" width="640" caption="Buku "][/caption]

Buku tersebut merupakan antologi penyair Maluku untuk menghidupkan kembali sastra di Maluku yang telah lama mengalami kemandekan. Bait-bait pada puisinya juga banyak menekankan kritik sosial terhadap kondisi masyarakat dan lingkungan di Negeri Seribu Pulau itu.

Peluncuran buku dilakukan di kampus PGSD Universitas Pattimura Ambon pada Kamis malam 28 Agustus 2014 yang dihadiri sejumlah sastrawan, baik dari dalam maupun dari luar Maluku seperti Jakarta dan Yogyakarta. (Sumber)

[caption id="attachment_340263" align="aligncenter" width="640" caption="Peluncuran buku "]

14093942321336497373

[/caption]

Tujuan peluncuran buku ini adalah membumikan kembali karya sastra di Maluku, seperti halnya diketahui bahwa budaya di Maluku sangat kaya akan nilai sastra berupa kapata (budaya tutur), ratapan, mantra dan sebagainya, sehingga dengan peluncuran buku “Pemberontakan Dari Timur” ini diharapkan menjadi motivasi bagi generasi muda untuk dapat melestarikan nilai budaya dan sastra di Maluku.

Pemberontakan semacam ini merupakan suatu keharusan yang mendesak, tidak hanya di Maluku akan tetapi perlu menjadi contoh bagi daerah lainnya di Republik Indonesia sehingga dapat memperkaya khazanah budaya bangsa, karena kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi... sambil mengingat-ingat, kata-kata siapa itu.

Apresiasi yang tinggi perlu diberikan kepada para penyair tersebut karena mereka telah menjadi pionir bagi pergerakan budaya dan sastra di Maluku, sebagai bagian dari kontribusi anak bangsa di bidangnya masing-masing untuk Indonesia Hebat. Salut

Note: jangan lupa beli bukunya yah...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline