Lihat ke Halaman Asli

28 Januari 2010

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_62451" align="alignleft" width="298" caption="http://belanegarari.files.wordpress.com/2009/04/merah-putih-di-puncak.jpg"][/caption] 100 Hari… Wahh semakin sering terdengar (dan terbaca) kata-kata itu. Menjadi trending topic dimana-mana, bahkan (mungkin) di Istana. Saya tidak tahu, apakah masyarakat luas cukup aware dengan kata ini. Apakah orang kebanyakan peduli dengan kata-kata ini?. Jangan-jangan kalau kita mau jujur dan bertanya kepada masyarakat kebanyakan (yang 60 % nya merupakan pendukung SBY) apa yang mereka tahu mengenai 100 Hari? Saya khawatir mereka akan menjawab, “yahh sama saja dengan Niga (3) Harian, Nujuh (7) harian, dan 40 harian”. Kalau memang demikian, lalu 100 Hari milik siapa?konsumsi siapa?.

Berbagai reaksi mewarnai peringatan 100 Hari Pemerintahan. Mulai dari semangat, marah, kecewa, puas, atau mungkin juga biasa saja. Reaksi yang berbeda-beda itu merupakan cerminan berbagai kepentingan. Mulai dari gerakan Rakyat untuk “mengambil” kembali mandat yang mereka berikan. Gerakan politikus untuk “merampas” mandat yang rakyat berikan kepada pemerintah. Sampai dengan Media yang menggunakan “event” ini sebagai alat katrol oplah dan rating.

Tidak lupa berupa-rupa cara dan gaya disiapkan oleh berbagai kalangan demi menyambut moment 100 Hari ini. Mulai dari demonstrasi, aksi theatrical, RDP, sampai dengan Bolos Kantor karena khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan. Persis seperti yang terjadi pada 9 Desember yang lalu, tapi syukurnya 9 Desember dapat dilalui dengan senyum.

Namun yang tentunya menarik perhatian adalah rencana sebagian kalangan untuk melakukan Demonstrasi di Istana. Ribuan bahkan mungkin puluhan ribu orang di rencanakan menghadiri agenda besar tersebut. Banyak tokoh-tokoh yang selama ini dikenal sebagai tokoh yang kritis berencana untuk ambil bagian sebagai orator. Tak sedikit pula “tokoh’ lain yang menggunakan moment besar ini untuk unjuk gigi.

Yahh itulah seputar 100 Hari yang akan jatuh pada esok hari tanggal 28 Januari 2010. Mungkin saya tidak akan ambil bagian pada demonstrasi ini. Saya hanya akan melihat (dari TV) dan berdoa akan keselamatan kawan-kawan yang terjun dalam aksi masa tersebut. Dan saya pun akan berdoa semoga Allah membalas KETULUSAN kawan-kawan dalam acara tersebut. Apapun yang menjadi tujuan saudara-saudara, raihlah dengan cara yang benar. Raihlah tanpa meninggalkan trauma, ironi, dendam, dan sakit hati.

100 hari yang selama ini dinanti akhirnya tiba

Entah apa yang terbersit dikepala anda

Sehingga pantas mengadili “dia”

Tapi ya sudahlah, toh saya hanya seorang jelata

Yang hanya bisa berdoa

Seorang anak pertiwi yang punya mimpi

Suatu hari, bangsa ini lepas dari elegi

Tuhan, jangan biarkan bangsa ini menangis lagi

Bangkit Indonesiaku…!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline