Lihat ke Halaman Asli

Joy Saya

Mahasiswa Universitas Airlangga

Perspektif Agama Kristen Terhadap Implementasi PLTU Energi Listrik

Diperbarui: 2 Juni 2023   20:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia Lestari. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kebutuhan akan Energi Listrik Murah Ketika populasi dan kebutuhan energi terus meningkat, menjadi suatu hal penting untuk memastikan ketersediaan energi listrik yang terjangkau bagi masyarakat. PLTU menjadi pilihan populer karena memiliki kapasitas besar dan biaya produksi yang relatif murah. Faktor ini memungkinkan penawaran energi listrik dengan harga yang kompetitif, yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Pendekatan terhadap implementasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebagai sumber energi listrik didapati menjadi tantangan yang signifikan dalam konteks perspektif agama Kristen yang menekankan tanggung jawab manusia untuk menjaga lingkungan sebagai amanat Tuhan. Dalam artikel ini, akan dibahas secara rinci dan jelas perspektif keduanya, dengan fokus pada dampak lingkungan, etika, dan keberlanjutan.

Perspektif Ilmu Pengetahuan, implementasi PLTU sebagai sumber energi listrik sering kali dinilai berdasarkan kelayakan teknis dan ekonomi. Memperhatikan Kelebihan PLTU diantaranya sebagai berikut:

  1. Ketersediaan dan Keandalan: PLTU adalah sumber energi listrik yang andal dan efisien dalam skala besar. Dalam beberapa negara, PLTU masih menjadi pilihan utama karena kemampuannya untuk menghasilkan energi yang cukup dalam waktu singkat.
  2. Kemajuan Teknologi Penangkapan Karbon: Meskipun PLTU menghasilkan emisi gas rumah kaca, upaya terus dilakukan untuk mengembangkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) yang efektif. Dengan penerapan CCS, emisi karbon dari PLTU dapat dikurangi secara signifikan.
  3. Ketergantungan Energi: Hingga saat ini, sumber energi alternatif yang dapat menggantikan PLTU dalam skala besar masih terbatas. PLTU tetap menjadi sumber energi yang terjangkau dan memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan listrik global.

Namun dari implementasi PLTU tetap memiliki dampak negatif diantaranya

  1. Penghancuran Lingkungan: PLTU menggunakan bahan bakar fosil seperti batu bara, yang menyebabkan emisi gas rumah kaca dan pencemaran udara. Hal ini dapat menyebabkan perubahan iklim yang merusak ekosistem dan mempengaruhi kualitas udara yang kita hirup.
  2. Perusakan Sumber Daya Alam: Eksploitasi batu bara sebagai bahan bakar PLTU menyebabkan penambangan yang merusak habitat alami, termasuk deforestasi, penggalian tanah, dan kerusakan ekosistem air.
  3. Kesehatan Manusia: Pencemaran udara yang dihasilkan oleh PLTU dapat memiliki dampak buruk pada kesehatan manusia, termasuk peningkatan risiko penyakit pernapasan, gangguan sistem peredaran darah, dan kerusakan organ.

Oleh karena itu, perspektif Kristen menyuarakan kebutuhan akan implementasi PLTU yang lebih bertanggung jawab secara lingkungan.

Perspektif Agama Kristen menganggap bahwa lingkungan alam merupakan anugerah Tuhan yang harus dijaga dan dilestarikan. Dalam Kitab Kejadian, manusia diberi tanggung jawab untuk mengelola dan menjaga Bumi beserta isinya. 

  • Kejadian 1:28 - "Beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
  • Kejadian 2:15 - "TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu." 

Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa manusia memiliki tanggung jawab ditempatkan di Bumi yaitu untuk mengelola dan memelihara lingkungan alam.

  • Mazmur 24:1 - "Milik TUHANlah bumi dan segala isinya, dunia dan semua yang menghuninya."

Ayat ini menggarisbawahi bahwa bumi dan segala isinya adalah milik Tuhan. Perspektif Kristen dalam menjaga lingkungan mengakui bahwa manusia adalah pengelola yang bertanggung jawab untuk merawat dan melindungi karunia dan anugerah Tuhan ini. 

  • Wahyu 11:18 - "Bangkitlah, ya TUHAN Allah yang mahakuasa, yang ada sejak semula dan yang kudus itu, karena Engkaulah yang akan menghakimi dan memberikan upah kepada hamba-hamba-Mu yang bernabi, kepada orang-orang yang takut akan nama-Mu, baik kepada orang kecil maupun kepada orang besar, dan untuk membinasakan orang-orang yang membinasakan bumi."

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah peduli dengan bumi dan akan menghukum manusia yang merusaknya. 

Hal ini menunjukkan adanya Pertentangan dengan perspektif ilmu pengetahuan yang dapat muncul dalam hal penilaian dampak lingkungan dan prioritas dalam pengembangan sumber energi. Sementara perspektif agama Kristen menekankan pentingnya menjaga alam dan mencegah kerusakan, perspektif ilmu pengetahuan mungkin lebih memfokuskan pada aspek teknis dan ekonomi implementasi PLTU.

Dalam hal ini, ada ruang untuk dialog dan kolaborasi antara perspektif agama Kristen dan ilmu pengetahuan. Pemahaman ilmiah tentang dampak lingkungan PLTU dapat memberikan informasi yang berguna bagi pemimpin agama dalam merumuskan pandangan mereka. Di sisi lain, perspektif agama Kristen dapat membantu mengingatkan akan pentingnya etika dan tanggung jawab manusia terhadap alam, yang dapat menjadi faktor penting dalam mengarahkan inovasi teknologi dan kebijakan energi yang lebih berkelanjutan.

Dengan mempertimbangkan ayat-ayat Alkitab diatas juga, penting bagi umat Kristen untuk mencari solusi yang seimbang dalam implementasi PLTU sebagai sumber energi listrik. Meskipun memenuhi kebutuhan energi listrik yang murah penting, manusia juga harus menghormati dan melaksanakan amanat Tuhan dalam menjaga lingkungan alam sebagai warisan-Nya kepada kita manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline