Lihat ke Halaman Asli

Belajar dari Bayi

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Belajar dariBayi

Saat dalam kandungan
Segalanya dan tiap saat butuh
Selalu kau mudah mendapatkan
Asupan dari ibu

Teriakan pertamamu
Tanda kau sudah terlahir ke bumi
Kau menangis
Meronta
Memukul
Menendang
Ke segala arah
Mencari ibu

Tangis pertamamu ini
Tanda kehidupan berikutnya
Penuh onak duri
Penuh ujian
Kau menangis keras
Namun itu hanya sebentar
Kau kembali tegar
Lalui hari bersama ibu

Tangis ke dua
Adalah saat kau disapih
Menjerit
Meronta
Kadang membantingkan badan
Ingin lepas dari gendongan
Sebagai protes terhadap penghentian asi, yang setiap saat bisa didapatkan dari ibu

Kembali tangismu pecahkan malam
Protesmu dalam tangis seakan berkata
Aku baru tahap penyembuhan
Aku baru saja sembuh dari sakit
Mengapa bunda sapih aku?

Tenagamu
Rontamu
Teriakmu
Tangismu
Lebih kuat dari tangis pertamamu
Saat kau baru hadir ke dunia

Seperti kakak-kakakmu
Tangis disapih tak akan berlangsung lama
Memasuki hari ke tiga
Kau semakin paham
Karena tangismu mulai jarang

Ayah belajar dari dua tangismu, buah hatiku

Kenikmatan yang dicabut
Bukan untuk menyakitimu
Ada satu pelajaran yang ayah dapatkan
Dari dua tangismu, sayangku

Bahwa untuk mendapatkan kenikmatan yang lebih besar dan sehat
Kita harus rela dan kuat
Bahwa kenikmatan-kenikmatan kecil
Yang bersemayam ditubuh
Harus siap dicabut setiap saat dan kapan saja

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline