Lihat ke Halaman Asli

Memperkecil Kesalahan dalam Memilih Jurusan

Diperbarui: 5 Juni 2019   18:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah satu hal yang dilakukan oleh siswa kelas 12 sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat adalah memilih jurusan, tetapi ternyata cukup banyak yang salah memilih jurusan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Indonesia Career Center Network (ICCN) pada tahun 2017 mengungkapkan bahwa sebanyak 87% mahasiswa salah memilih jurusan. 

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kesalahan dalam memilih jurusan, faktor tersebut bisa akibat dari kurangnya penggalian informasi mengenai jurusan yang ingin diambil (penulis pernah mengalami hal ini), mengikuti saran dari orang tua, sekedar ikut-ikutan teman, atau hanya ingin mendapatkan gelar. Lantas, bagaimana jika sudah terlanjur berada di jurusan yang salah tersebut?. 

Beberapa ada yang berpandangan bahwa sebaiknya pindah ke jurusan lain yang sebenarnya menjadi passion (penulis melakukan hal ini), tetapi ada juga pihak yang berpendapat untuk bertahan saja karena sudah terlanjur masuk dan membayar uang kuliah yang cukup besar. Masing-masing keputusan tentu ada konsekuensinya masing-masing.

Penulis memiliki saran untuk untuk memperkecil hal tersebut, salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan cara memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling (BK) adalah bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka menemukan pribadi, mengenali lingkungan dan merencanakan masa depan. Namun, penulis tidak begitu mengetahui berapa persen para siswa, terutama kelas 12 memanfaatkan layanan tersebut, terutama untuk pemilihan jurusan di bangku kuliah. Beberapa sekolah yang memiliki jam khusus untuk BK tentu ada yang memberikan cara-cara dalam memilih jurusan melalui layanan bimbingan klasikal. Tetapi bagaimana dengan sekolah yang tidak memiliki jam khusus untuk BK? Tentu siswa yang harus menemui guru BK untuk membicarakan hal ini. Hanya saja yang jadi permasalahan apakah pihak sekolah sudah menpengenalankan apa itu BK yang sebenarnya kepada para siswa. Jika tidak ada pengenalan, maka tentu ini akan menyulitkan banyak pihak, terutama guru BK dan siswa. Oleh karena itu ke depannya, penulis memiliki harapan akan adanya pengenalan yang lebih mendalam mengenai apa itu layanan BK dari pihak sekolah agar para siswa tidak ada yang takut untuk datang menemui guru BK dan membicarakan apa yang dirasakan, terutama kesulitannya dalam memilih jurusan.

Sumber referensi :

https://www.beritasatu.com/nasional/448668/87-mahasiswa-indonesia-salah-jurusan

https://bisnis.tempo.co/read/1144950/ceo-aku-pintar-87-persen-mahasiswa-merasa-salah-jurusanv

Aqib, Zainal & Amrullah, Ahmad. 2017. Ensiklopedia Pendidikan dan Psikologi. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline