Darah termasuk salah satu jaringan ikat yang ada pada tubuh manusia. Karakteristik darah antara lain, lebih kental daripada air dan memiliki pH 7,35-7,45 ; warnanya bervariasi tergantung pada kadar oksigen yang dibawa oleh sel darah merah ; serta volume darah di dalam tubuh merupakan 8% dari berat badan. Darah terdiri atas plasma darah (cairan darah), sel-sel darah (yang terdiri dari sel darah merah dan sel darah putih), serta keping darah (trombosit). Masing-masing komponen memiliki fungsi yang berbeda-beda. Protein pada plasma darah berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan zat -- zat penting ke seluruh tubuh. Sel darah merah (eritrosit) berfungsi untuk mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh dan membawa karbondioksida menuju paru-paru. Sel darah putih (leukosit) berfungsi untuk membentuk antibodi (pertahanan). Dan keping darah (trombosit) berperan dalam proses pembekuan darah.
Kali ini, saya akan membahas lebih dalam mengenai eritrosit. Jadi bagaimana ciri-ciri eritrosit? Sel ini memiliki bentuk bikonkaf (cekung), berdiameter 7,65 m, dan tidak memiliki inti sel. Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta hemoglobin yang mampu mengikat oksigen. Jumlah eritrosit pada pria sehat berkisar antara 4,2-5,4 juta sel/mm, sedangkan pada wanita sehat berikisar antara 3,8-4,8 juta sel/mm.
Pembentukan sel darah merah yang disebut eritropoiesis terjadi di sumsum merah tulang, dan hormon yang berperan adalah hormon eritropoietin. Kecepatan produksi hormon eritropoietin ini berbanding terbalik dengan persediaan oksigen di dalam tubuh. Jika persediaan oksigen hanya sedikit, maka produksi eritropoietin akan meningkat yang menyebabkan produksi sel darah merah juga meningkat. Sel darah merah (eritrosit) ini biasanya bersirkulasi selama 100-120 hari, sebelum akhirnya rusak dan pecah.
Nah, topik yang akan saya bahas dalam esai kali ini juga berbicara tentang eritrosit. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa eritrosit memiliki umur sekitar 100-120 hari. Di dunia ini, ada dua kelompok orang dengan pendapat yang berbeda mengenai eritrosit. Sebagian percaya bahwa eritrosit seseorang akan melemah seiring berjalannya waktu.
Namun, sebagian lagi percaya bahwa orang-orang masa kini jauh lebih pekerja keras sehingga membuat eritrosit semakin lemah dan cepat rusak. Jadi, untuk lebih jelasnya, pendapat pertama mengungkapkan bahwa melemahnya eritosit disebabkan karena perkembangan zaman yang semakin lama semakin maju, sedangkan pendapat kedua mengungkapkan bahwa melemahnya eritosit disebabkan oleh tubuh yang terus bekerja. Dari dua pendapat di atas, menurut para pembaca sendiri, pendapat manakah yang lebih tepat?
Menurut pendapat saya sendiri, sebenarnya dua pernyataan di atas memiliki sedikit sangkut -- paut. Kita semua tahu bahwa zaman sudah semakin maju dan kemajuan tersebut juga merambat ke berbagai bidang. Kemajuan zaman yang pesat ini akan menimbulkan persaingan yang ketat di berbagai bidang pula.
Oleh karena persaingan yang ketat tersebut, orang-orang zaman sekarang menjadi lebih pekerja keras. Nah, yang saya maksud di sini adalah bahwa perkembangan waktu membuat orang-orang bekerja keras, bukan membuat eritrosit melemah. Jadi saya tetap lebih setuju pada pernyataan ke dua bahwa yang menyebabkan eritrosit melemah adalah karena kerja kerasnya, bukan karena perkembangan zaman. Hal ini dibuktikan oleh beberapa alasan.
Alasan yang pertama adalah, karena dengan bekerja terus menerus, tubuh memerlukan energi dan oksigen dalam jumlah yang besar. Kita semua tahu bahwa memang orang-orang masa kini jauh lebih sibuk dibandingkan dengan orang-orang di masa lampau. Tubuh yang terus bekerja ini tentu membutuhkan energi yang lebih besar, begitu juga dengan suplai oksigennya.
Suplai oksigen itu sendiri dilakukan oleh sel darah merah (eritrosit) dengan cara oksigen diikat oleh hemoglobin dan diedarkan ke seluruh tubuh. Apabila jumlah oksigen yang dibutuhkan besar, maka eritrosit pun harus bekerja ekstra untuk mengedarkan oksigen tersebut ke seluruh tubuh. Karena eritrosit juga terus -- menerus menyalurkan oksigen, maka hal inilah yang mampu membuat eritrosit mudah pecah. Selain itu, apabila jumlah hemoglobin dalam tubuh seseorang berkurang, hal ini juga dapat menyebabkan peredaran oksigen ke seluruh tubuh terhambat.
Kerusakan eritrosit ini juga bisa dipengaruhi oleh pikiran yang stress. Seperti yang sudah saya jelaskan di atas bahwa orang -- orang zaman sekarang memiliki sifat yang pekerja keras karena dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Perkembangan zaman dan kemajuan di segala bidang membuat persaingan semakin ketat sehingga orang - orang akan saling berkompetisi dalam meraih suatu hal, sebab jika orang -- orang tersebut hanya bersantai - santai saja, mereka tidak akan bisa hidup di zaman sekarang ini.
Dalam bekerja, bukan hanya tubuh saja yang bergerak, tetapi otak pun juga harus berputar untuk mencari cara dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Namun, karena persaingan semakin ketat, otomatis otak juga harus bekerja lebih kuat. Otak yang terus -- menerus berpikir ini bisa membuat pikiran seseorang menjadi stress. Pikiran yang stress mampu membuat kondisi tubuh menjadi tidak stabil dan kesehatan menurun. Pikiran yang stress ini akan mempengaruhi seluruh sistem yang ada pada tubuh seseorang, termasuk peredaran darah. Stress menandakan bahwa otak kekurangan oksigen. Oleh karena itu, eritrosit harus bolak - balik menyalurkan oksigen ke otak. Hal ini memungkinkan eritrosit mudah rusak.