Lihat ke Halaman Asli

Jovita dwi

Mahasiswa

Menjelajah Makna: Semiotika Lagu Indie

Diperbarui: 20 Desember 2024   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Era canggih penuh gebrakan oleh Generasi Zoomers atau yang dikenal dengan Gen Z melahirkan tren baru dalam dunia musik, khususnya dalam lirik lagu indie memuat diksi-diksi puitis yang bermetafora dan kaya akan kiasan menjadi ciri khas dari lagu indie bergenre Folk. Mungkin ini dimulai sejak kemunculan tren muncak gunung, kopi, senja atau saat lainnya ketika musik bergenre Folk sedang on the rise di Indonesia. Hal itulah yang menjadi sebab mengapa lagu indie bergenre Folk dikatakan sebagai sastra istimewa. 

Sensasi menikmati lantunan lagu indie memiliki fenomena tersendiri yang unik. Sejumlah musisi terkenal yang turut menjadi pelopor kemunculan tren ini, seperti Hindia, Sal Priadi, Nadin Amizah, Barasuara, dan sebagainya. Semakin berkembangnya produksi lagu, munculnya tren ini menyebabkan orang-orang kerap menyamakan lirik lagu yang puitis dengan puisi. Tetapi, ini mungkin bukan pertama kalinya. Leonard Cohen, musisi asal Kanada yang karyanya mengusung diksi puitis seringkali disebut sebagai seorang penyair. Begitu juga dengan Bob Dylan, Jim Morrison, Lana Del Rey, dan Paul McCartney. Beberapa waktu mereka memang kerap menulis beberapa karya puisi, bukan hanya lirik lagu. 

Sebutan penyair tidak bisa disamakan dengan penulis lagu maupun musisi. Perbedaan ini ditekankan pada hasil output karya yang mereka ciptakan berbeda meskipun secara struktur fisik memiliki kemiripan, yakni menggunakan kata-kata sebagai media ekspresi. Dari sini kita tahu bahwa karya sastra berbentuk puisi dengan lagu memang memiliki ciri yang sama. Lantas, aspek apa yang membedakan antarkeduanya? 

Sederhananya, lirik lagu ditulis dengan sengaja oleh penulis lagu menggunakan diksi puitis dan ditujukan untuk dinotasikan oleh nada atau instrumen tertentu. Selain itu, lirik lagu juga dibentuk oleh melodi dan didukung oleh harmoni. Berbeda halnya dengan lirik lagu, puisi memiliki ciri yang berbeda dari segi bentuk, yakni disusun oleh irama, rima, kiasan, dan lain sebagainya. Puisi juga hanya ditujukan sebagai media literasi dan apresiasinya berbentuk pembacaan. Melalui penjelasan itulah, perbedaan antara puisi dan lagu dapat terlihat dari aspek tujuan dan fungsinya.

Tren lagu indie genre Folk telah membuka ruang bagi musisi muda pemula untuk mengekspresikan pandangan mereka sekaligus meningkatkan kesadaran publik terhadap isu bahasa. Foucault dan H.G. Gadamer berpandangan bahwa bahasa berperan penting dalam membentuk pemikiran dan identitas manusia. Lagu seperti "Lekas Paham" yang baru rilis pada November lalu melalui channel Youtube menjadi contoh menarik bagaimana musik berperan sebagai medium yang efektif dalam menyampaikan pesan sosial.

Lagu "Lekas Paham" menawarkan sebuah ruang yang kaya bagi analisis semiotik. Melalui lirik dan musiknya, lagu ini menghadirkan sejumlah tanda yang saling berinteraksi dan menciptakan makna yang multitafsir. Melalui teori perspektif semiotik Foucault memungkinkan pendengar untuk menikmati lagu ini tidak hanya sekadar karya seni, tetapi juga sebuah teks yang dipengaruhi oleh diskursus kebenaran tentang hubungan interpersonal. Lirik lagu ini mengisahkan tentang ketidakpahaman dan kerinduan akan koneksi dan komunikasi yang mendalam. Di lain sisi, lagu ini juga mendorong kita untuk mengubah cara berkomunikasi dengan orang lain yang lebih bijak dan bermakna.

"Lekas Paham" adalah sebuah lagu yang menyentuh tentang kerumitan komunikasi. Lagu ini mengundang pendengar untuk merenungkan tentang pentingnya saling memahami dan bagaimana terkadang kata-kata saja tidak cukup untuk menyampaikan segalanya. Secara simbolis, senja dalam lagu ini bisa diartikan sebagai representasi akhir dari sebuah harapan. Gitar yang dipetik bisa menjadi simbol dari upaya penulis lagu untuk menyampaikan perasaan melalui musik. Dengan demikian, "Lekas Paham" menjadi salah satu rekomendasi lagu yang menarik untuk didengar dan dinikmati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline