Lihat ke Halaman Asli

Jovita Aurelia

Mahasiswa Prodi Teknologi Pangan, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Jelajah Vietnam melalui Cita Rasa Daging Babi Fermentasi "Nem Chua"

Diperbarui: 8 Januari 2022   20:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjelajah kebudayaan negara Vietnam melalui cita rasa makanannya? Mengapa tidak? Vietnam terkenal sebagai negara yang kaya akan kuliner dengan perpaduan khas antara timur dan barat. Salah satu kuliner yang terkenal di negara Vietnam adalah daging hasil proses fermentasi asam laktat secara tradisional dan dikonsumsi mentah. Pernahkan Anda membayangkan rasanya mengonsumsi daging mentah? Mungkin, sebagian orang menganggap bahwa daging mentah tidak layak untuk dikonsumsi, terkhusus daging babi. Apabila daging ikan seperti salmon, mungkin kita sudah biasa mengonsumsinya dalam kondisi mentah, misalnya dalam produk sushi. Di Indonesia, daging babi yang dikonsumsi oleh masyarakat umumnya memang perlu diolah pemasakan terlebih dahulu, seperti dipanggang, digoreng, direbus, dan sebagainya. Kita hampir tidak pernah menemukan daging babi mentah yang dapat langsung dikonsumsi di Indonesia.

Mengapa justru daging babi mentah menjadi pangan populer di Vietnam? Hal inilah yang disebut dengan peran bioteknologi untuk masa depan dan berkelanjutan. Daging babi mentah tersebut dapat layak dikonsumsi oleh adanya serangkaian proses fermentasi. Selain aman dikonsumsi, fermentasi yang dilakukan terhadap daging babi mentah ini dapat meningkatkan nutrisi, flavor, umur simpan, dan kualitas lainnya dari daging babi. Teknologi ini juga tergolong berkelanjutan karena dapat terus diterapkan dimanapun dan hingga kapanpun dengan tersedianya daging babi serta tidak memberikan dampak negatif baik bagi lingkungan maupun manusia. Dengan kata lain, daging babi fermentasi ini aman untuk dikonsumsi manusia secara berkelanjutan. Bahkan, rasa daging babi fermentasi ini juga dapat berbeda-beda bergantung pada tradisi daerah masing-masing di vietnam. Jadi, untuk menjelajah negeri Vietnam, kita tidak perlu jauh-jauh pergi ke Vietnam, cukup dengan mencoba membuat Nem Chua ini, kita dapat merasakan cita rasa khas Vietnam dari negara kita masing-masing. Makin penasaran kan dengan Nem Chua? Yuk disimak ulasan mengenai Nem Chua di bawah ini.

https://spoonfulofyum.com/appetizers/vietnamese-cured-fermented-beef-nem-chua/

Nem Chua merupakan gulungan daging babi fermentasi asam laktat tradisional khas Vietnam yang terdiri dari campuran daging babi tanpa lemak dan kulit dengan beberapa bahan aditif dan rempah. Bahan utama penyusun hidangan fermentasi Nem Chua adalah 55 -- 60% yang berupa daging babi tanpa lemak, serta 30 - 35% nya merupakan irisan kulit babi.

Beberapa bahan lain yang digunakan adalah nasi panggang, gula, garam, bawang putih, dan rempah-rempah. Nem Chua disajikan berupa pasta daging yang dibentuk menjadi kubus atau silinder kecil. Pasta daging tersebut ditutupi oleh daun jambu biji atau daun star gooseberry lalu dibungkus menggunakan daun pisang dengan melipat kedua ujung gulungan. Pembungkusan ini dilakukan untuk mencegah masuknya udara ke dalam campuran daging sehingga kondisi lingkungan fermentasi juga menjadi relatif anaerobik yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan bakteri asam laktat (BAL) dan menghambat pertumbuhan patogen. Proses fermentasi berlangsung selama 2 -- 4 hari di suhu kamar lalu Nem Chua memiliki umur simpan sekitar 5 hari pada suhu kamar.

Pensaran dengan rasa Nem Chua? Nem Chua memberikan berbagai flavor seperti asam dari kandungan asam laktat, manis dari gula atau daun pisang yang digunakan untuk membungkus gulungan daging, pedas dari bawang putih yang masih mentah, asin, pedas lada hitam, funkiness yang diperoleh dari lada putih, serta cabai mentah yang menambah rasa pedas. Untuk merasakan kenikmatan dari cita rasa Nem Chua, tidak perlu jauh-jauh pergi ke Vietnam, Anda juga dapat mencoba membuat Nem Chua di rumah masing-masing. Berikut ini adalah proses pembuatan Nem Chua:

1. Siapkan dagin giling, bumbu, irisan kulit babi, gula, garam, lada hitam, bawang putih, cabai, dan daun ketumbar.

2. Irisan kulit babi dimasak dengan sdt garam selama 2 menit lalu airnya dibuang dan dibilas dengan air dingin. Untuk menghilangkan kelebihan air, kulit babi harus diaduk rata dan dipotong lebih pendek.

3. Seluruh bahan lain dicampur dalam mangkuk besar, kecuali bawang putih, cabai, dan daun ketumbar. Pencampuran dilakukan hingga daging berubah dari merah menjadi kecoklatan lalu merah kembali setelah 24 jam.

4. Adonan dipindahkan ke loyang yang telah dialasi plastic wrap atau daun pisang lalu adonan disebarkan merata dan dibiarkan selama 24 jam untuk fermentasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline