Lihat ke Halaman Asli

Jovan Torio

Mahasiswa Kedokteran Universitas Airlangga

Misinformasi Gizi yang Anda Percayai Bisa Membuat Anak Stunting!

Diperbarui: 12 Januari 2025   22:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Penyebaran informasi gizi yang tidak tepat sering kali berasal dari kepercayaan turun-temurun, kebiasaan sosial dan budaya, serta pengaruh media sosial. Bermacam-macam mitos dan kepercayaan tidak berdasar mengenai gizi yang terus dipertahankan dan diwariskan dalam keluarga dan komunitas. Di Indonesia, banyak orang tua masih bergantung pada tradisi dan informasi yang tidak terverifikasi, serta terpengaruh oleh konten media sosial yang tidak akurat. Situasi ini dapat menyebabkan kesalahpahaman mengenai gizi anak yang berpotensi mengakibatkan kekurangan gizi dan stunting.

Informasi turun temurun seringkali dipercaya karena telah menjadi bagian dari konsensus sosial. Jika sebagian besar orang percaya pada suatu informasi, maka semakin kuat keyakinan mereka bahwa informasi tersebut benar, meskipun tidak sepenuhnya terverifikasi. Contohnya adalah anggapan bahwa makanan tertentu sebaiknya dihindari selama kehamilan yang dapat mengakibatkan ibu kekurangan nutrisi yang diperlukan.

Banyak orang percaya bahwa sayuran berbahaya bagi ibu hamil akibat postingan di media sosial. Padahal, serat dan vitamin yang terkandung dalam sayuran sangat penting untuk kesehatan ibu dan janin. Masalah sebenarnya terletak pada kebersihan sayuran atau makanan yang dapat menyebabkan infeksi, terutama jika ada bakteri pada sayuran mentah. Sayuran mentah adalah tempat bagi bakteri seperti Escherichia coli dan Toxoplasma yang dapat mengganggu perkembangan organ-organ pada janin.

Menurut dr. Alesia Novita, Sp.OG, "Apabila kita bisa mengolah sayuran mentah itu menjadi sayuran yang bersih dari mikroorganisme tersebut, maka boleh dikonsumsi". Sayuran mentah perlu untuk dibersihkan terlebih dahulu untuk menghilangkan kontaminan dan mikroorganisme yang menempel pada sayuran tersebut agar aman dikonsumsi. Sayuran kaya akan nutrisi yang diperlukan selama kehamilan, namun sangat penting untuk memilih dan mengolahnya dengan tepat demi menjaga kesehatan ibu dan janin.

Kebiasaan buruk dalam pola makan dan perawatan kesehatan juga dapat berkontribusi pada prevalensi stunting, sejumlah masyarakat terbiasa memberikan makanan dengan gizi tidak seimbang kepada anak-anak. Contohnya, memberi anak larutan susu kental manis yang tinggi gula sebagai pengganti ASI atau MPASI. Selain itu, pada beberapa kasus, para ibu mengandalkan dukun atau pengobatan tradisional yang tidak jelas daripada membawa anak ke fasilitas kesehatan saat sakit dapat menyebabkan keterlambatan dalam penanganan masalah kesehatan yang serius.

Banyak ibu yang kurang memiliki pengetahuan mengenai kesehatan dan gizi sejak masa pra-hamil hingga pasca melahirkan, yang berperan besar dalam menimbulkan stunting pada anak. Sebagai contoh, seorang ibu mungkin beranggapan bahwa cukup dengan mengonsumsi nasi sudah cukup tanpa menyadari pentingnya asupan protein dan vitamin untuk pertumbuhan janin. Oleh karena itu, sangat penting untuk meningkatkan pendidikan tentang kesehatan dan gizi di kalangan para orang tua, khususnya ibu hamil dan menyusui agar mereka dapat memberikan nutrisi yang tepat bagi anak-anak demi mencegah stunting.

MITOS

  • Ibu hamil harus makan dengan porsi dua orang.
  • Ibu hamil tidak boleh mengonsumsi ikan karena dapat menyebabkan cacat pada janin.
  • Nanas dapat menyebabkan keguguran.
  • Anak tidak boleh makan telur karena kolesterolnya tinggi.
  • Kolostrum (ASI pertama) harus dibuang.

FAKTA

  • Ibu hamil perlu menambah asupan kalori secara bertahap, terutama pada trimester kedua dan ketiga.
  • Ikan yang rendah merkuri dan dimasak dengan baik dapat menjadi sumber protein dan omega-3.
  • Enzim bromelain pada nanas memicu kontraksi, jumlahnya sedikit dan aman dikonsumsi dalam batas wajar.
  • Telur merupakan sumber protein, zat besi, dan Zinc yang penting untuk pertumbuhan anak.
  • Kolostrum penuh dengan nutrisi dan antibodi yang dibutuhkan bayi.

Penyebaran informasi mengenai gizi yang salah sering kali disebabkan oleh kepercayaan tradisional dan pengaruh media sosial, yang membuat banyak orang tua di Indonesia mengandalkan informasi yang tidak terverifikasi tersebut. Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman yang berkontribusi pada masalah stunting pada anak. Banyak orang tua tidak menyadari pentingnya asupan gizi seimbang dan cenderung mengikuti mitos yang beredar, sehingga mereka memberikan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi anak. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan pengetahuan orang tua tentang gizi dan kesehatan agar mereka dapat memberikan nutrisi yang tepat dan mencegah terjadinya stunting bagi anak-anak mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline