Lihat ke Halaman Asli

Oknum Profesor Pemecah Bangsa

Diperbarui: 17 Agustus 2024   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

halosultra.com

17 Agustus adalah hari kebebasan Bangsa Indonesia. Namun, ranah akademik masih belum bebas dari kasus-kasus kejahatan yang dilakukan guru-guru besar di negara kita.

Kasus kejahatan yang melibatkan profesor tentu meresahkan bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama mahasiswanya. Dua contoh kasus tindak asusila yang melibatkan profesor ialah kasus profesor B yang melecehkan mahasiswinya dan kasus seorang profesor di Jambi yang mempromosikan ferienjob, perdagangan manusia yang berkedok sebagai program magang mahasiswa ke Jerman.

Tindakan-tindakan profesor yang seperti ini akan menimbulkan kecemasan bagi para mahasiswa. Tindakan ini juga mencemarkan nama baik profesor di seluruh Indonesia.

Kasus tersebut juga menegaskan bahwa setiap manusia, bahkan seorang profesor, tidak akan luput dari godaan duniawi, seperti hasrat seksual dan kekayaan. Oleh karena itu, selain harus memenuhi beberapa persyaratan akademis, seorang profesor juga harus memiliki moral dan integritas yang tinggi.

Beberapa fakta penegas dari artikel adalah sebagai berikut.

Menurut sultra.tribunnews.com, "Alhasil, MA mengamini banding JPU, dengan memutus Prof B sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana kekerasan seksual, dengan pidana badan satu tahun penjara." Menurut JawaPos.com, "Prof Helmi menjelaskan, status Prof Sihol Situngkir adalah guru besar di FEB Unja. Namun, saat ini dia tidak aktif melakukan tridarma perguruan tinggi dan sedang melakukan proses pindah ke perguruan tinggi lain. Mengenai status tersangka, Prof Helmi menghormati proses hukum yang sedang berjalan. Jika ada putusan inkracht dari pengadilan, Unja akan melakukan tindakan sesuai dengan kewenangan dan peraturan kepegawaian maupun perundang-undangan."

Layaknya nakhoda yang mengantar penumpangnya sampai di tujuan, seorang profesor seharusnya turut mengantar murid-muridnya mencapai ke pintu keberhasilan. Namun, jelas apa yang dilakukan oleh beberapa oknum profesor tersebut sungguh bertolak belakang dengan apa yang seharusnya mereka lakukan. Tindakan mereka layaknya noda hitam di jubah putih yang bersih, mencemari dan menghancurkan nama baik seluruh guru besar di Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline