Jumat, 29 November 2024
Ponorogo -- Musim hujan yang melanda Kecamatan Balong, Ponorogo, dalam beberapa hari terakhir membawa dampak besar bagi para petani tembakau. Hujan berkepanjangan mengakibatkan lahan tergenang air, sehingga tanaman tembakau banyak yang mati. Di Desa Purworejo, Kecamatan Balong, diperkirakan sekitar 80% tanaman tembakau rusak karena terlalu banyak air.
Kateni, seorang petani tembakau di Desa Purworejo, mengungkapkan kesulitan yang ia hadapi akibat hujan ini. "Setiap hari hujan, jadinya sulit untuk menjemur. Banyak daun yang busuk sebelum bisa dikeringkan," ujarnya. Ia menambahkan bahwa untuk mengurangi kerugian, dirinya tetap menjual tembakau meskipun harganya anjlok.
Selain kerusakan di lahan, para petani juga terpaksa menggunakan rumah pengeringan (greenhouse) untuk mengeringkan tembakau. Namun, metode ini membutuhkan biaya tambahan untuk tenaga kerja dan operasional. Situasi ini membuat para petani semakin tertekan karena mereka tidak hanya kehilangan sebagian besar panen, tetapi juga harus menghadapi kenaikan biaya produksi.
Para petani di Balong berharap adanya perhatian dari pemerintah, baik dalam bentuk bantuan teknologi pengeringan maupun kebijakan yang bisa membantu menstabilkan harga tembakau di pasar. "Kalau tidak ada dukungan, kami semakin rugi," harap Kateni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H