"Tuntutlah ilmu hingga ke negeri China".
Meskipun ada yang mengatakan penggalan hadits tersebut sebagai hadits yang dhaif (lemah) statusnya, namun relevansi terasa sangat kuat mana kala kita melakukan perjalanan dalam rangka menuntut ilmu ke negeri China atau bahkan untuk misi lainya yang sangat mulia untuk bekerja mendapatkan penghasilan (ma'isyah) yang layak di perantauan.
Taiwan adalah salah satu negara yang termasuk ke dalam sebutan 'Negeri China' dalam lafadz hadits tersebut. Belakangan ini negeri pulau yang berpenduduk hanya sekitar 24 juta atau sekitar 1/10 jumlah penduduk Indonesia, menjadi tujuan studi lanjut dan tujuan bekerja bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena bidang pendidikan di Taiwan mendapatkan prioritas utama. Selain itu, sebagai negara dengan pertumbuhan industri yang sangat cepat menyebabkan Taiwan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja di berbagai sektor. Dampaknya, bermunculanlah komunitas masyarakat Indonesia hampir di setiap kota yang ada di Taiwan, sebagai pelajar dan sebagai pekerja. Tidaklah keliru jika kita menyebut Taiwan sebagai destinasi ilmu dan pekerjaan. Taiwan adalah 'laguna' bagi masyarakat Indonesia.
Ilmu dan pengetahuan menjadi salah satu kebutuhan bagi masyarakat Indonesia di Taiwan. Tidak heran kemudian bermunculanlah berbagai jamaah taklim baik di darat maupun di udara (on air) yang dilatarbelakangi kesamaan asal usul dan budaya asal di tanah air. Berbagai jamaah taklim ini kemudian mengelompok menjadi jamaah Nahdliyin dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) dan jamaah Muhammadiyah. Sehingga dari percampuran keduanya muncullah kelopak warna warni Islam yang kemudian bermekaran dan menebarkan semerbak dakwah di 'Negeri Formasa', Taiwan.
Pengurus Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Taiwan adalah salah satu kepengurusan dakwah yang ikut aktif dalam menebar semerbak dakwah di negeri Formosa ini. Meskipun baru terbentuk dan usianya masih kurang dari setahun, namun kiprahnya begitu nyata dan dirasakan manfaatnya bagi warga Indonesia khususnya warga Muhammadiyah di Taiwan. Meskipun minimal dengan aktivitas dakwah tabliq dengan mengundang da'i-da'i kondang dari tanah air, PCIM menawarkan alternatif lain dalam berdakwah.
Alternatif dakwah PCIM Taiwan mengambil segmen dakwah dengan pemanfaatan media sosial (social media) mulai dari Facebook, Twitter, hingga mengudara bersama radio Suara Muhammadiyah ke seluruh dunia. Alternatif ini merupakan pilihan rasional untuk menekan dakwah berbiaya tinggi yang cenderung akan menyulitkan jamaah dan sekaligus untuk alasan efisiensi dan efektivitas jangkauan dakwah. Bandingkan misalnya jika melakukan dakwah tabliq dengan mendatangkan ustadz atau kiyai kondang dari tanah air dengan menghabiskan 70-200 juta rupiah, dengan dakwah melalu media sosial tersebut di atas dakwah dilakukan cukup dengan biaya nol rupiah. Inilah cara dakwah PCIM yang berbiaya rendah, tetapi berdampak besar (low cost, but high impact dakwah).
Program intensif peningkatan keislaman
PCIM Taiwan dengan program 'low cost, but high impact dakwah' menawarkan di antaranya sebuah program intensif peningkatan keislaman. Salah satu bentuk program intensif ini adalah program IQRA' (Intensifikasi Kajian Al-Qur'an dan Revitalisasi Pemahaman Al-Islam).
Sesuai dengan namanya program IQRA' ini dimaksudkan terutama untuk pemahaman Al-Qur'an dan keislaman. Program ini dilatarbelakangi salah satunya mengacu pada hadits Rasulullah saw. dari Abu Hurairah, beliau berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Apabila seorang dari kalian memperbaiki keislamannya maka dari setiap kebaikan akan ditulis baginya sepuluh (kebaikan) yang serupa hingga tujuh ratus tingkatan, dan setiap satu kejelekan akan ditulis satu kejelekan saja yang serupa dengannya" (HR Bukhari).
Setelah melakukan survei terhadap kebutuhan jamaah, program kajian Al-Qur'an saat ini diawali dengan kelas iqra' (pelajaran dasar membaca Al-Qur'an). Kemajuan yang telah dicapai kelas iqra' ini hingga kini telah menghasilkan buah yang manis. Para santri kelas iqra' kini telah mampu membaca Al-Qur'an hingga juz ke-10 saat ini melalui program 'one day one to two' lembar (program ODOL). Program ODOL ini mengikuti pola ODOJ (one day one juz) yang semarak di Indonesia dan di luar negeri.
Menariknya, program ODOL kini lebih jauh telah bermetamorfosis dan berkembang menjadi Program Kajian Tadabbur Al-Qur'an Tematik (PEKAT). Program PEKAT adalah kajian perenungan ayat-ayat Al-Qur'an secara mendalam (tadabbur) dan sekaligus juga kajian tafsir Al-Qur'an tematik setiap pekan atau mingguan. Program PEKAT ini merupakan program dakwah komprehensif keislaman yang bertujuan meningkatkan dan memperbaiki pemahamaan keislaman jamaah.
Hingga saat ini program terintegrasi kelas iqra', program ODOL, dan program PEKAT dilaksanakan menggunakan media Skype dan LINE (untuk laporan ODOL) sebagai agenda pekanan. Mengacu pada evaluasi kepada para jamaah setidaknya program ini mampu meningkatkan keislaman jamaah dan memenuhi kehausan jamaah terhadap keislaman.
Jamaah yang kebanyakannya bekerja merawat para lanjut usia di Taiwan dengan suka cita meluangkan waktunya untuk belajar di malam hari bersama kajian PCIM Taiwan. Inilah aktivitas dakwah yang menemukan sinerginya untuk melipatgandakan pahala yang dijanjikan oleh Allah swt. sebagaimana disebutkan Rasulullah saw. tersebut pada hadits di atas, akan mendapatkan ganjaran kebaikan sepuluh hingga tujuh ratus tingkatan untuk setiap kebaikan bagi mereka yang dengan ikhlas dan istiqamah dalam memperbaiki keislamannya.
Warna-warni dakwah Muhammadiyah Taiwan
Tidak hanya program tersebut di atas (kelas iqra', program ODOL, dan PEKAT), warna-warni dakwah Muhammadiyah Taiwan lebih beragam lagi. Dengan prinsip 'low cost, but high impact dakwah' Muhammadiyah Taiwan telah melaksanakan berbagai kegiatan dakwah dengan berbagai program yang bersifat temporer atau sesuai kebutuhan di antaranya 'Sedekah Masjid Tongkang', 'Sedekah Masjid As Salam', 'Donasi Kelud', dan 'Donasi Palestina'. Program semacam ini telah menghasilkan donasi puluhan juta rupiah yang telah disalurkan kepada para penerima donasi.
Selain program temporer tadi dakwah Muhammadiyah Taiwan juga mengudara melalui saluran Radio Muhammadiyah secara terjadwal dwi pekanan. Program dakwah ini merupakan kerjasama Muhammadiyah Taiwan, Muhammadiyah Turki, Muhammadiyah Mesir, dan Radio Muhammadiyah Taiwan di Yogyakarta. Dakwah Muhammadiyah Taiwan melalui saluran radio ini telah menghadirkan para da'i Muhammadiyah sebagai pembicara.
Tidak cukup puas dengan dakwah siar melalui Radio Muhammadiyah yang berpusat di Yogyakarta, kini PCIM Taiwan telah membuat sendiri radio siarnya 'Radio Surya Formosa' yang dapat diakses langsung melalui website www.suryaformosa.com. Melalui Radio Surya Formosa inilah dakwah Muhammadiyah Taiwan akan disebarluarkan ke seluruh dunia. Inilah langkah kecil dakwah Muhammadiyah Taiwan dalam menyemai satu kebaikan dalam memperbaiki keislaman bersama para jamaah.
Inilah jalan yang 'low cost, but high impact dakwah' Muhammadiyah Taiwan menuju pelipatgandaan nilai-nilai kebaikan yang tersemai. Merajut dakwah di tanah Formosa dan ke seluruh dunia sama artinya dengan melipatgandakan kebaikan sepuluh hingga tujuh ratus tingkatan. Wallahu a'alamu bishawab[].
Tainan, 18 November 2014
Penulis:
Asiandi
Koordinator Majelis Pendidikan & Dakwah PCIM Taiwan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H