Lihat ke Halaman Asli

Sego Segawe (Sepeda Kanggo Sekolah lan Nyambut Gawe)

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

SLogan atau moto ini sudah lama terdengar gaungnya di Kota Jogja, khususnya di kalangan para pecinta sepeda.

Latar Belakang

Slogan ini muncul dari jenuhnya masyarakat akan polusi kota yang semakin menjadi, bagaimana tidakhampir semua kendaraan ber plat nomer dari seluruh penjuru Indonesia ada di Kota Gudeg ini, sebuah hal yang ironis, para mahasiswa yang merantau dari luar kota (termasuk penulis) banyak yang memboyong sepeda motornya ke kota yang sebenarnya cukup sempit ini, dengan alasan " biar praktis" ditambah mudahnya kredit sepeda motor (100.000 bisa beli motor-begitu kata iklan di sebuah dealer ),volume kendaraan yang terus meningkat, kurangnya sarana jalan yang memadai dan banyaknya parkir liar, semakin membuat kesemrawutan di jalanan menjadi-jadi.

Untuk itulah, pemkot Jogja mencanangkan gerakan Sego Segawe ( Sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe ), sepeda digunakan untuk pergi ke sekolah dan bekerja.

Tantangan dan Hambatan

Seperti kebijakan pemerintah yang lainnya , BAMMMMM!!! Suara-suara sumbang langsung menghiasi kebijakan yang sangat brilian ini, "jarak rumah ke kantor jauh, masa ngontel, gempor lah!" " Halah itu anget2 tai ayam, tar paling ilang sendiri" "Paling nggak bisa itu, percumaaaaaaaaaa"

NAJIS ! (kata penulis), la wong belum dicoba kok udah berkotek, dicoba dulu kalau pun gagal ya direvisi, di mana gagalnya, belom apa-apa sudah dihujat dan dimaki, "wes kowe wae sing dadi pemerintahe"


Usul dan realitas


  1. Dibuat jalur khusus sepeda, SUDAH bos, sudah ada jalur khusus, bahkan sudah ada petunjuk arah route nyepeda di kota Jogja, tapi ya itu, kadang jalurnya ditutupi sama parkir. Dan pemkot pun sudah menyediakan JALUR BERHENTI KHUSUS SEPEDA DI LAMPU MERAH, jadi di beberapa persimpangan lampu merah sudah disediakan jalur berhenti KHUSUS SEPEDA ( dan temannya : becak&andong juga boleh )
  2. Yang luar provinsi ndak boleh bawa motor bolehnya sepeda, terutama yag luar pulau, diskriminasi dong? Ya ndak lah! Lebih ngirit tau, dan lebih capek juga.
  3. Sediakan sarana transportasi lain yang menunjang, ini juga sedang dirintis, Trans Jogja sudah membangun halte baru.
  4. Berlakukan pajak progfresif, nambah mobil nambah pajaknya, nambah motor nambah pajaknya juga, gimana?
  5. Jalur tree in one? La mosok 1 mobil buat 1 orang, lucu to? udah jalannya sempit, mobile uakeh, Tapi ada manfaatnya, "munculnya mata pencaharian baru! Joki tri in wan!
  6. hmmm, udah ah cukup


Terus gimana ini? Ya dikembaliken ke pribadi masing-masing, kalo masih sayang cucu, ya buminya jangan diasapi terus, kalo masih sayang sama badan ya mbok mulai nyepeda.

Tapi di luar semua itu, klub onthel mulai marak di kota ini. Artinya sudah ada yang sadar lah.

Jadi kesimpulannya, belum bisa sego segawe, tapi SEGOLAN, sepeda kanggo jalan-jalan, la wong kalo nyepedane cuma kalo jalan2 tok, kumpul2 tok. Meskipun sudah banyak pula warga Jogja yang mulai beralih naik sepeda, terutama yang rumahnya dekat dengan lokasi kerjanya, hehehe

Lantas penulis? Sepeda boleh pinjem adek, ya lumayanlah, meskipun baru sekedar muter2 di UGM pas minggu pagi

"ngomong-ngomong ini kan tulisan pertama saya, kalo ada salah-salah jangan dimarahin ya...."



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline