Lihat ke Halaman Asli

Negeri 1001 Mimpi

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Negeri 1001 Mimpi

alkisah... sebuah negeri di antah berantah... negeri kaya raya... hasil alam melimpah ruah... kebudayaan yang mumpuni... laut yang luas... ribuan pulau... tanah yang hijau permai... subur dan makmur... peninggalan sejarah yang sangat mengagumkan.... lalu datanglah kaum durjana... serakah dan tamak... kaum borjuis, kapitalis... kaum hedonis dan apatis... ambil semuanya selagi bisa bahagia diukur dengan harta bukan dari memberi dan peduli moral bangsa semakin terpuruk bintang iklan kondom... ingin jadi wakil bupati... artis dangdut yang video pornonya tersebar luas... ingin jadi wakil bupati... lumpur porong biarkan saja... century tak kan terungkap... markus sudah wajar katanya... gusur menggusur menjadi santapan mata.... demo-demo tak berarti... mahasiswa sekarang banyak dari kalangan borjusi dan gengsi... tak peduli lagi pada negeri... koruptor menjadi terkenal dan dihormati.... pengacara membela orang salah hanya karena uangnya... hakim dan jaksa tunggu amplop di bawah meja... polisi diam saja ketika ormas-ormas beraksi.... buruh gigit jari... karena pemerintah tak peduli... anak-anak sekolah mati sia-sia bunuh diri... karena ujian nasional dari pak menteri... ahh... 1001 keluhan... di bawah mentari... tapi sudah tidak berarti lagi... pikirkan saja dirimu sendiri kata mereka... negeriku negeri mimpi... rakyat dibodohi oleh tv... hiburan dibuat untuk tertawa... lupakan sedih sementara... ibu pertiwi menangis... nisan-nisan pahlawan rebah... masa depan bangsa terlunta... agama hiasan ktp belaka... karena moral tidak ada... hukum kehilangan timbangannya di suatu sudut... menunggu... nanti di suatu masa... akan datang waktunya... orang-orang yang tangguh... generasi baru dari negeri... akan bangkit berdiri... melawan tiran dan ironisme... kapan katamu... nanti kataku... ketika takut akan TUHAN menjadi nyata... selamatkanlah negeri kami... TUHAN Empunya Segala... negeri kami... negeri mimpi ini.... maaf ini hanya puisi tentang  negeri 1001 mimpi... tak perlu diambil hati... BIG GBU! JM02052010.1325

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline