Lihat ke Halaman Asli

Josua Pardede

TERVERIFIKASI

Chief Economist - PermataBank

Kinerja Ekonomi Terkini dan Jurus Pemerintah dalam Menangkal Dampak Resesi Global

Diperbarui: 13 November 2022   09:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi resesi (Sumber: shutterstock)

Kondisi ekonomi global terutama di negara maju yang dipengaruhi oleh peningkatan inflasi dan perlambatan ekonomi memberikan dampak yang negatif kepada kondisi ekonomi Indonesia. 

Di satu sisi, dengan tren kenaikan harga komoditas global akibat perang Rusia-Ukraina berdampak positif bagi kinerja ekspor Indonesia serta windfall pajak dari sektor komoditas, namun juga memberikan tambahan beban bagi produsen karena biaya produksi juga cenderung meningkat. 

Dengan kenaikan harga bahan baku, tarif logistik, kenaikan harga BBM serta pergerakan nilai tukar rupiah memberikan pilihan yang sulit bagi para pelaku usaha. 

Di tengah proses pemulihan ekonomi domestik, produsen cenderung mengorbankan marjinnya tergerus karena pelaku usaha belum sepenuhnya meneruskan kenaikan biaya produksi dengan kenaikan harga jual dari barangnya. 

Indeks Harga Produsen (PPI) cenderung memiliki gap yang besar dengan Indeks Harga Pedagang Besar (WPI) dan Indeks Harga Konsumen (CPI) sejak pertengahan 2021 hingga saat ini.

Yang menariknya lagi, inflasi per bulan Oktober 2022 belum mengindikasikan adanya second round effect (dampak lanjutan) dari kenaikan harga BBM pada bulan September 2022. 

Inflasi pada bulan Oktober justru mengalami penurunan dan tercatat di kisaran 5,71%, melambat dari bulan sebelumnya 5,9%. Meskipun inflasi pangan cenderung melandai, namun inflasi harga diatur pemerintah masih tercatat tinggi karena dampak kenaikan harga BBM. 

Sementara, inflasi inti cenderung stabil di kisaran 3,31%, yang mengindikasikan ekspektasi inflasi cenderung masih terjaga dan pelemahan nilai tukar rupiah sejauh ini belum mendorong imported inflation.

Lebih lanjut, sejalan dengan kenaikan inflasi domestik akibat kenaikan harga komoditas global dan penyesuaian harga BBM domestik, kinerja perekonomian Indonesia pada kuartal III-2022 masih menunjukkan tajinya dengan pertumbuhan ekonomi yang tercatat 5,7% dari kuartal sebelumnya 5,4%. 

Meskipun laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga di kuartal III-2022 cenderung melambat, namun komponen lainnya seperti investasi dan net ekspor justru tetap solid di tengah kondisi inflasi global yang meningkat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline