William Ockham (1287-1347), Dua Kekuasaan Tuhan Yang Saling Bersanding
Selanjutnya ada William Ockham (1287-1347). Bertolak dari pengertiannya tentang Dua Kekuasaan Tuhan Yang Saling Bersanding, yaitu Kekuasaan Absolut Tuhan (Potentia Dei Absoluta) dan Kekuasaan Penyelengaraan (Potentia Dei Ordinata. Lewat Hukum hukun alam dan hukum moral) Ockham berupaya untuk membebaskan Tuhan.
Masalah pertama yang dihadapi Ockham adalah karena pemikir sebelumnya mengandaikan kuasa penyelengaraan melibatkan hubungan sebab akibat yang bekerja niscaya dan universal. Dan jika hubungan sebab akibat ini bekerja secara niscaya dan universal, maka ruang bagi Tuhan untuk bertindak menjadi terbatas. Karena itu Ockham pun melakukan perombakan besar.
Sebelum membebaskan Tuhan, Ockham perlu untuk membebaskan dulu dunia. Caranya adalah dengan menolak hukum universal yang sifatnya absolut. Bagi Ockham, Tuhan hanya menciptakan hukum partikular. Setiap peristiwa kemudian dipahami sebagai yang berdiri sendiri sendiri dan tidak ada hubungan yang niscaya diantaranya. Karena itulah, dengan kekuasaan absolut yang dimiliki-Nya, Tuhan dapat melakukan intervensi pada kasus partikular tanpa mengacaukan seluruh sistim.
Kosmologi Dan Kebebasan Tuhan Di Abad 17
Di Abad 17 kosmosologi didasarkan pada landasan ontologis Rene Descartes. Kosmos digambarkan seperti mesin kosmis yang berputar abadi. Di abad ini muncul pemahaman bahwa memahamii kehendak Tuhan tidak hanya melalui Kitab Suci (Kitab Tertulis) tetapi juga melalui alam (Kitab Alam; bahasanya bahasa matematis). Tuhan menyampaikan perintahnya kepada alam semesta melalui bahasa matematis.
Kesimpulan.
- Jika mau membangun kosmologi, hidup haruslah jadi pertimbangan utama
- Tradisi kosmologi tumbuh dari mitos kosmogoni yang mencoba menjawab darimana, kita berasal, mengapa kita ada disini dan kemana kita menuju. Ilmu alam sampai abad 21 tidak bisa tuntas menjawab ini, karena ada hal yang tidak terdefinisi. Kondisi yang tidak terdefinsi ini oleh ilmuwan disebut sebagai batas epistomologi (Batas pengetahuan).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H