Dunia jurnalistik sudah sangat berubah di era teknologi seperti sekarang ini. Jurnalis tidak hanya berfokus kepada media cetak saja, tetapi berfokus juga kepada media online dan multimedia. Twitter merupakan salah satu media yang mempunyai pengaruh cukup besar yang digunakan jurnalis dalam mengumpulkan bahan berita maupun mencari narasumber dan sebagai penyebaran suatu berita.
Ayo kita bahas lebih lanjut tentang bagaimana pengunaan Twitter sebagai News Gathering dan News Publishing dalam Jurnalisme Multimedia.
Twitter awalnya adalah layanan jejaring sosial yang berbentung micro-blogging yang dibuat pada tahun 2006 oleh Jack Dorsey, Biz Stone, dan Evan Williams. Twitter dibuat sebagai layanan SMS (short message service) agar dapat berkomunikasi dalam sekelompok kecil (Elcom, 2010).
Semua aktivitas yang dilakukan Twitter merupakan bagian dari Computer Mediated Communication (CMC). CMC adalah sebuah proses komunikasi manusia melalui komputer yang melibatkan khalayak banyak, dimana proses itu memanfaatkan media untuk tujuan tertentu (Nasrullah, 2016).
Jumlah pengguna aktif harian pada saat ini mencapai 166 juta, jumlah tersebut meningkat 24% dari awalnya 139 juta pada tahun 2019 lalu. Data ini diungkapkan oleh CEO twitter Jack Dorsey dalam conference call dengan para investornya. Jack mengatakan banyak orang menggunakan twitter untuk mendapat informasi terbaru (Jati, 2020)
Twitter menjadi sarana bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi terbaru, bahkan ada orang yang baru percaya suatu berita, ketika berita tersebut telah di posting melalui Twitter dan akhirnya ramai diperbincangkan.
Twitter Sebagai News Gathering
News Gathering adalah proses pengumpulan berita yang memanfaatkan media sosial, media elektronik , ataupun video digital sebagai sumber berita.
Twitter menjadi media para jurnalis untuk pengumpulan suatu berita yang akan dipublikasikan di berita online maupun cetak.
Dengan menggunakan Twitter, jurnalis tidak harus turun ke lapangan atau bertatap muka, dan juga melalui Twitter jurnalis dapat menemukan narasumber yang kredibel untuk bahan berita.
Twitter sebagai news gathering membuat jurnalis bisa lebih banyak menulis berita, dan menghemat waktu turun ke lapangan. Jurnalis hanya perlu menulis berita melalui cuitan atau postingan yang ada di Twitter dan kemudian mencari narasumber untuk diwawancarai.