Kancah pertelevisian Indonesia kembali diramaikan oleh kehadiran pendatang baru (yang menurut saya tidak benar-benar baru), sebuah stasiun televisi yang mengkhususkan dirinya untuk pemirsa perempuan. Kenalkan, namanya MyTV (dibaca: mai-ti-vi).
MyTV (kependekan dari Mayapada Televisi), sesuai dengan nama grup pemiliknya, merupakan stasiun televisi besutan Dato' Sri Tahir, seorang crazy rich Surabayan yang sedang mencoba peruntungannya dalam bisnis media, setelah belakangan ini diketahui membentuk holding company baru yang menaungi beberapa anak usaha dengan fokus utama bisnis pertelevisian, baik berbayar maupun free-to-air.
Kanal yang mulai mengudara pada 1 Februari 2019 pukul 15:55 WIB silam ini mengusung visi untuk menjadi televisi yang menginspirasi dan memberdayakan kaum perempuan melalui tayangan yang dikurasi sesuai dengan minat dan kebutuhan kaum hawa di Indonesia, dengan segmen utama kelas B, C dan D berdasarkan skala yang lazim dipakai dalam Nielsen media rating.
Saya tidak bilang kanal ini benar-benar baru, lantaran MyTV sendiri adalah rebranding dari INTV (dibaca: in-ti-vi) yang sebelumnya fokus menjadi televisi keluarga seperti layaknya televisi nasional besutan MNC, Transmedia atau SCM (grup Emtek) yang sudah lebih dulu merajai industri pertelevisian nasional selama bertahun-tahun dengan kompetisi tanpa henti.
Dari Inspirasi Keluarga ke Pemberdayaan Perempuan
Sebagai informasi, INTV sebelumnya dimiliki oleh Netwave, sebuah perusahaan teknologi yang berfokus pada jasa internet, dengan nama awal Banten TV, dan bersiaran sejak Agustus 2006.
Awalnya, INTV (sewaktu masih Banten TV) hanya bersiaran secara lokal di Provinsi Banten dan sekitarnya dan sebagian wilayah Jakarta melalui frekuensi UHF sejak 28 Agustus 2006. Isi programnya pun saat itu didominasi lebih banyak tayangan klip musik, berita lokal, dan sedikit acara yang berakar pada budaya Banten. Tidak banyak variasi yang Banten TV hadirkan dalam tayangannya.
Awal 2016 adalah sejarah baru bagi Banten TV seiring dengan perubahan namanya menjadi INTV. Perubagan nama ini diikuti dengan perluasan jangkauan ke beberapa kota beaar di Indonesia dan kanalnya merambah ke televisi berbayar dengan mengusung citra sebagai "televisi inspirasi". Program anak mulai mendominasi, mulai dari animasi luar negeri dengan sulih suara Bahasa Indonesia, hingga lagu anak-anak yang mulai jarang terdengar di layar kaca.
Perlahan tapi pasti, citra INTV mulai bergeser tanpa menghilangkan "inspirasi" sebagai kata kunci dengan mulai merangkul segmen keluarga muda, seperti yang dilakukan GTV dan NET.
Oktober 2018, saat Tahir, bos grup Mayapada menukarkan dolar pribadinya yang ditaksir senilai Rp2 triliun ke Bank Indonesia, ia mengumumkan entitas baru dalam konglomerasi medianya. Setelah memiliki Topas TV dan Majalah Forbes Indonesia, dan pada Februari 2018 menjadi pengendali Majalah Elle Indonesia, portofolio bisnis media Tahir semakin bertambah dengan akuisisi RTV senilai 20% dari toyal saham dengan sisa saham mayoritas masih pada kongsinya, Peter Sondakh, pada Agustus 2018.
"Keajaiban" MyTV