Penampilan yang sangat mengecewakan ditunjukan Uruguay di Gelaran Copa America 2016 Centenario kali ini. Bagaimana tidak, menjadi salah satu Team yang cukup dijagokan untuk melangkah jauh di Turnamen sepakbola terbesar se-Amerika Latin ini, harapan Uruguay justru dipastikan telah kandas di fase grup. 2 kali kekalahan beruntun saat melawan Meksiko (1-3) ditambah kekalahan melawan Venezuela (0-1) telah menutup peluang Uruguay untuk mengangkat kembali Trofi Copa America sejak tahun 2011.
Ungkapan 'No Suarez No Party' sepertinya benar adanya, tanpa Suarez,Uruguay bak hewan buas kehilangan taringnya. Walaupun masih ada striker kelas dunia lainnya seperti Edinson Cavani, keberadaan Luis Suarez sudah seperti menjadi "nyawa" tersendiri di Team Uruguay. Ketidakberadaan El Pistolero membuktikan produktivitas gol Uruguay yang sangat buruk, 1 gol berhasil dilesakkan dan kebobolan 4 gol hanya dari 2 laga. Uruguay sejatinya dijagokan lolos fase grup C bersama dengan Meksiko, namun kekalahan melawan Venezuela ditambah keberhasilan Meksiko menyudahi perlawanan Jamaika telah memastikan hanya Meksiko dan Venezuela yang akan maju ke babak berikutnya.
Pertama Kali Sejak 1997
Bagi Uruguay, kegagalan menembus fase grup di Copa America 2016 kali ini berarti mengulang kembali kegagalan mereka yang terakhir kali dirasakan ketika gelaran Copa edisi tahun 1997. Saat itu Uruguay berada di grup B bersama Bolivia, Peru, dan Venezuela. Uruguay finish di posisi ketiga dengan hanya sekali meraih kemenangan. Kekecewaan mendalam tentu dirasakan pendukung Team Uruguay. Mampu menembus babak perempatfinal di Copa America 2015 nyatanya tak berarti La Celeste (julukan Uruguay) dapat berbicara banyak di Copa America 2016 Centenario. Di bawah kepemimpinan pelatih O.Tabarez, Uruguay nampaknya belum dapat memaksimalkan beberapa nama besar seperti Diego Godin, Edinson Cavani, dan Luis Suarez.