Peristiwa aksi 212 telah berlangsung dengan damai dan menakjubkan. Sungguh tiddak masuk di akal, bagaimana bisa jutaan orang berkumpul di satu tempat, tidak dibayar, menggunakan biaya sendiri dan mengorbankan waktu, pikiran serta tenaga tetapi situasi aman terkendali, tidak merusak, tidak meninggalkan sampah yang berserakan, an berakhir dengan tertib. Dipikir ribuan kali pun tidak akan bisa akal ini untuk menemukan penyebabnya, selain kehendak yang Maha Kuasa, Allah SWT.
Sangat disayangkan, ada saja oknum-oknum yang menuduh aksi 212 sebagai aksi pemaksaan kehendak dan perusak kebhinekaan. Dan dapat dipastikan bahwa oknum-oknum tersebut adalah para pendukung dan pembela tersangka pada kasus penistaan agama di Kepulauan Seribu. Karena itulah saya merasa terpanggil untuk membuat kuis lagi, hehehe. Akan tetapi, kuis kali ini hanya berupa satu pertanyaan, yaitu:
Benar atau Salah: Perusak kebhinekaan kita saat ini adalah tersangka penista agama di Kepulauan Seribu dan para pembelanya?
Sebelum kita menjawab, mari kita renungkan bahwa kita sudah puluhan tahun hidup damai di Indonesia, bertoleransi dan saling menghormati, membebaskan setiap pemeluk agama menjalankan keyakinannya masing-masing. Hingga saat ini, dan semoga tetap berlanjut hingga nanti.
Berbagai peristiwa aksi hingga aksi 212 kemarin dipicu oleh ucapan seorang pejabat di Kepulauan Seribu yang membicarakan kitab suci agama lain, dengan kata-kata negatif dibohongi dan dibodohi. Hanya itu saja.
Mari kita berpikir logis, secara sederhana. Apabila ada seseorang, mengomentari kitab suci agama yang tidak dianutnya, dengan kata-kata negatif, lalu memicu kegaduhan, dimana ada orang yang kitab sucinya dikomentari itu ingin meminta pelaku dihukum sesuai undang-undang. Pertanyaannya adalah, siapa yang merusak kebhinekaan kita? Tentu jawabannya adalah pelaku tersebut. Seiring waktu, pelaku tersebut dibela mati-matian oleh pendukungnya, dengan membawa isu kebhinekaan. Muncul lagi pertanyaan yang sama, siapa yang merusak kebhinekaan kita? Ya, si pembela itu.
Kesimpulannya,
1. mengomentari kitab suci agama lain = memicu kegaduhan = merusak kebhinekaan
2. membela mati-matian orang yang memicu kegaduhan = menambah kegaduhan = semakin merusak kebhinekaan
Jadi, kembali ke pertanyaan di kuis kali ini.
Benar atau Salah: Perusak kebhinekaan kita saat ini adalah tersangka penista agama di Kepulauan Seribu dan para pembelanya?