Lihat ke Halaman Asli

Maaf, lebaran kali ini bukan untuk orang miskin!!

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


st1:*{behavior:url(#ieooui) }
<!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} -->

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Ringai, begitu biasa gadis kecil itu disapa. Hidup dalam keluarga yang serba kekurangan, dikala teman-teman sebayanya bahagia dengan baju baru, ia hanya bisa tersenyum kecut menandakan bahagia itu takkan pernah datang. Dalam hatinya hanya memggumam, bertaut dengan degup jantung yang semakin kencang, ingin rasanya menikmati hari istimewa dengan tersenyum. Tapi, tidak ada daya untuk menggapainya.

Ia hidup berdua dengan ibunya. Ayahnya telah lama meninggalkan, hidup bahagia dengan keluarga baru. Ibunya hanya seorang buruh cuci yang pendapataya hanya untuk makan, bahkan sangat kurang untuk sekedar mencicipi tersenyumnya matahari setiap hari.

Besok, hari istimewa itu datang. Ringai harus memastikan ia dapat berlebaran seperti layaknya orang-orang lain diluar sana. Rasa itu begitu pedih, menampakkan kegembiraan menyambut hari istimewa kali ini pun tidak mampu.

………

Begitu terbangun pagi ini, Ringai secepatnya bertanya kepada ibunya

“Bu, kapan kita kepasar?!!” bertanya lantang

“ Untuk apa??”

“ Kan besok kita lebaran, beli baju dong bu”

“ Untuk siapa??

“ untuk Ringai dong bu!!”

“ ….. baju yang lama kan masih ada”

“ Ringai mau baju baru, seperti teman-teman, bisa lebaran dengan baju baru”

“ Sabar ya, nanti siang kalau ibu dapat rezeki”

” Ibu jangan bohong lagi ya!”

………..

Percakapan itu terpotong sejenak, manakala ibu nya lagsung meninggalkan begitu saja.

“ Bu!!”

“ Ada apa??”

“ Haruskah Ringai berlebaran dirumah saja??”

“Harusnya memang seperti itu”

“ Seandainya ayah masih bersama kita ya bu, mungkin kita bisa bahagia merayakannya”

“seandainya”

…………..

Percakapan itu kembali terpotong, tidak ada lagi yang bisa diungkapkan. Apa yang menjadi makna dari Idul Fitri tidak pernah bersahabat untuk keluarga yang satu ini. Makna terdalam dari sebuah kebahagiaan Idul Fitri yang hakiki, hanya mungkin dimiliki oleh orang mampu diluar sana.

Keluarga Ringai menyadari hal itu tidak mungkin diperoleh, tidak akan ditemui walau hanya untuk sesaat. Kembali ke Fitri hanya untuk orang kaya, orang yang mampu dari segala materi, tidak untuk orang miskin.

Seharusnya, kesederhanaan Idul Fitri dapat dimiliki oleh semua orang, dapat dinikmati dan dirasakan sehingga menjadikan Idul Fitri lebih mempunyai warna disetiap tahunnya. Pesan dari Idul Fitri tidak bisa diungkapkan, hanya sebuah kesombongan yang cenderung hedonis saja untuk merayakannya. Memafkan pun hanya sebuah simbol berjabat tangan, bukan hati yang berbicara, yang menampakkan ketulusan hati untuk kembali suci.

………

Maaf, lebaran kali ini bukan untuk orang miskin!!!

………

…………………………””””””””””””””””””””………………………..

Edy gokil yang manis beserta para koruptor, para pengemplang pajak, para “tukang cabul” negeri, para penipu rakyat miskin, para orang kaya yang pelit, dan para penjahat negeri, serta pemerintah yang dzolim mengucapkan……

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H

“ Minal Aidin Wal Faidzin Maaf Lahir Bathin”

Mohon maafkalau ada salah-salah kata dan perbuatan selama ini……….




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline