Lihat ke Halaman Asli

Bahasa Menunjukan Bangsa #236: Sebagai Identitas atau Aspek Kultural?

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Banyak rekan-rekan diluar sana beranggapan bahwa bahasa adalah sebagai identitas. Perntanyaanya sebagai identitas pribadi atau aspek kultural semata?? Saya pun tidak bisa memilih diantara keduanya. Identitas pribadi pasti iya, dan sebagai aspek kultural juga.

Indonesia yang terdiri dari ribuan Pulau dan ribuan Suku memiliki beragam bahasa, budaya, dan kebiasaan, ini tergambar jelas dari tagline Garuda Pancasila yaitu "Bhinneka Tunggal Ika". Semua satu dalam rangkaian Republik Indonesia, tetapi ketika saya menghubungkan dengan bahasa Indonesia dan bahasa daerah masing-masing apakah masih ada anggapan bahwa Bahasa itu menunjukkan suatu bangsa??

Sebagai contoh, beberapa orang dipedalaman pulau Sumatra tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-harinya, mereka hanya bisa menggunakan bahasa daerah setempat. Mereka tinggal di wilayah Indonesia dan asli Indonesia. Apakah mereka bukan orang Indonesia?? Apakah mereka bukan berbangsa Indonesia?? jawaban yang sulit keluar apalagi harus dituliskan.

Saya jadi bingung dengan fenomena seperti ini, Apakah harus saya bilang mereka bukan bangsa indonesia? oleh karena mereka tidak menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, atau kah harus saya bilang mereka tidak pantas sebagai sebagai rakyat Indonesia? Bukan hanya satu suku atau dua suku, tetapi banyak suku yang tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia, dan mereka asyik dengan bahasa daerahnya masing-masing.

Haruskah mereka saya panggil sebagai bangsa Jawa, Bangsa Bugis, Bangsa Sunda, Bangsa Aceh, dll. Benar,  Bahasa adalah sebagai identitas; benar mereka dari jawa, mereka dari sunda, mereka dari papua, mereka dari sumatra, artinya mereka berbangsa suku nya sendiri atau tetap bangsa Indonesia??. Should be underlined, parameter tulisan ini adalah mereka yang tidak menggunakan bahasa Indonesia sebagai percakapan sehari-hari dan bahkan yang tidak bisa sama sekali berbahasa Indonesia.

Maaf sebelumnya jika tulisan artikel ini menyinggung saudara-saudara sebangsa dan setanah air. Tulisan ini dibuat haya karena ketidaktahuan dan ketidakmapuan saya mencerna suatu fenomena. Mudah-mudahan bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline