Yang pindah ke lain hati lama tidak nongol! Itu perkataan Sdri. Betty Hoet melalu surat elektronik pribadi yang ditujukannya kepada saya. Saya jadi tersenyum sambil tertawa, "Alhamdulilah ada yang kangen jugaaaaaaa,....!" Sebenernya kriteria 'nongol' apa sih? Apakah sekedar menulis? Apakah tulisannya menjadi TA? Ataukah masuk Headlines? Tulisan saya yang cuma ecek-ecek, kadang saya tidak yakin juga ada yang berminat membaca. Jadi kadang saya malas menulis/ hilang mood, atau terpaksa menulis di media lain yang barangkali 'ecek-ecek'nya lebih terasa pas buat saya. Maklum Kompasiana kan wadahnya para penulis semi-pro, artinya penulis yang sebentar lagi tinggal landas jadi penulis pesohor. Saya percaya itu, amin! Apalah artinya kontribusi saya disini? He-he,..
Sebenarnya terkadang saya masih buka kompasiana juga karena ingin baca-baca, hanya saja tidak login. Sekiranya ada informasi baru yang menarik. Sekiranya ada kabar baru yang menyentak. Namun saya sadari jika akhirnya saya mulai mencoba menulis lagi disini, seperti saat ini, lebih kepada 'rasa rindu' pada teman-teman yang ada disini. Ada yang berkata, banyak anak banyak rejeki. Tapi buat saya banyak teman, banyak tawa dan gembira. Banyak yang memperhatikan dan sharing kisah kehidupan. Mudah-mudahan menambah rejeki juga. Kemana saja selama tidak menulis di kompasiana? Panjang ceritanya, bagaikan ular naga. Kalau sudah lama tidak menulis, saking banyaknya perihal yang terjadi untuk dikisahkan jadi bingung, mulai dari mana ya? Jadi ngga usah cerita dululah. Nanti kalau benar-benar ada yang menarik lagi, saya ceritakan.
Masih, saya masih terus menulis. Bahkan mungkin kian banyak yang saya tuliskan. Hanya saja saya banyak berpindah-pindah media penulisan. Agar tidak jenuh dan tidak terjebak pada sebuah lingkaran tertutup. Agar tidak menulis yang itu-itu saja. Agar audience atau pembacanya lebih bervariasi. Lebih banyak belajar dari kritik dan saran membangun. Agar saya lebih mengerti seperti apa kira-kira gaya penulisan yang tepat dan lebih mampu menyesuaikan diri menulis sesuai harapan media penyelenggara.
Jadi penulis itu tidak mudah lho! Nulis menggunakan gayanya sendiri, belum tentu orang lain suka dengan gaya penulisannya. Menulis sesuai dengan permintaan media penyelenggara, kadang terasa kurang pas karena kurang menguasai materi penulisan. Cemplang, bak sayur kurang garam! Tapi jangan putus asa. Kita hidup bukan hanya untuk makan dan terus makan hingga perut meletus, tetapi untuk belajar dan terus belajar hingga menjadi yang terbaik dari diri kita sendiri. Terakhir saya menulis dan masuk di halaman bonus Jakarta Globe bulan Juni lalu, dalam bentuk naskah berbahasa asing. Tanpa nama penulis karena merupakan halaman bonus. Senang? Iya. Bangga? Emmmh,...nggak terlalu bangga. Karena rupanya penulisan saya dalam bahasa asing masih jauh dari sempurna. Diedit habis-habisan oleh editornya sehingga lebih cantik. Ya, masih terus belajar nih! Yuk, sama-sama belajar lagi menulis di K.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H