Lihat ke Halaman Asli

Sakit Bukanlah Halangan!

Diperbarui: 25 Oktober 2016   15:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image result for kezia angeline

Hati saya sangat tersentuh ketika mendengar sebuah kesaksian dari seorang anak remaja. Namanya Kezia Angeline. Perempuan cantik yang berumur 15 tahun. Kisah perjalanan hidupnya sungguh menggentarkan saya. Kisah bagaimana dirinya melawan ganasnya penyakit. Kisah bagaimana dirinya tetap setia kepada Tuhan meski sakit datang bertubi-tubi. Sungguh sangat menakjubkan.

Disaat usia kandungan yang sudah menginjak 9 bulan, dokter menyatakan adanya kelainan di dalam janin Mama Kezia. Kemungkinan untuk hidup panjang pun sangat kecil sehingga dokter menyarakan sang ibu untuk menyuntik mati janin tersebut. Namun, dengan imam dan kepercayaannya akan rencana Tuhan, Mama Kezia tetap bersikeras untuk melahirkan anak keduanya. Akhirnya, pada tahun 2001, Kezia lahir ke dunia dengan bobot 2 kilogram.

Belum genap sehari umurnya, Kezia harus menjalani operasi di kepalanya karena mengalami penyakit lain. Dan sejak saat itu, ia harus keluar masuk ruang operasi.

Beberapa tahun kemudian, saat dirinya berumur 8 tahun, dokter menyatakan bahwa tulang belakangnya menjadi sangat rapuh dan bisa patah yang berujung dengan kematian. Disaat itu juga, usaha Papa Kezia harus hilang dalam sekejap. Untuk hidup sehari-hari saja sangatlah sulit. Apalagi untuk membiayai operasi Kezia. Kala itu, Papa Kezia jatuh tersungkur dan meminta maaf kepada anaknya karena tidak bisa lagi membiayainya. Namun, dengan iman, Kezia berkata "Tuhan sudah menyediakan semuanya."

Dan benar, entah dari mana, Tuhan mengirimkan biaya dan Kezia berhasil di berangkatkan ke Singapura untuk melakukan operasi. Namun, sesampainya disana, jadwal operasi Kezia dibatalkan. Dokter berkata bahwa operasi tersebut sangat beresiko untuk Kezia. Selain memakan waktu yang sangat panjang, Kezia akan berada dalam kondisi koma. Belum cukup sampai situ, usai memotong tonjolan tersebut, dokter harus menanamkan pen-pen di dalam tubuh Kezia. Dan yang lebih mengagetkan lagi adalah belum ada satupun pasien yang selamat dalam operasi ini.

Namun, Tuhan berkata lain. Tuhan menyelamatkan Kezia. Tuhan menyertai Kezia. Meski Kezia harus dalam keadaan sangat lemah, tetapi nyawa Kezia terselamatkan. Selama 17 jam, Kezia di operasi dengan bantuan 40 dokter dari seluruh dunia.

Usai operasi, Kezia masih harus merasakan rasa sakit yang luar biasa. Jaitan yang ada di belakang tubuhnya pecah dan mengalami infeksi yang cukup parah. Hal tersebut menyebabkan Kezia demam tinggi, hingga harus berbaring di kasur anti gravitasi.

Dalam keadaan yang sangat sulit, Kezia tidak pernah sedih. Dirinya lah yang selalu menguatkan kedua orang tuanya. Sakit yang ia rasakan bertubi-tubi tidak pernah melelehkan semangatnya.

Image result for strong

Hingga suatu saat, pen yang ada di dalam tubuh Kezia patah dan menembus dagingnya. Bahkan merobek bajunya. Membuatnya merasakan sakit ketika duduk. Kala itu, Kezia tidak dapat terbang ke Singapura menggunakan pesawat khusus karena masalah ekonomi. Mau tak mau, ia harus duduk di kursi biasa.

Sesampainya di sana, dokter berkata kepada Mama Kezia, "Ibu adalah ibu tergila yang pernah ada, membawa anak ibu dalam keadaan seperti ini." Tetapi sang ibu menjawab, " sekecil apapun harapan untuk Kezia, saya akan berjuang untuk itu."

Akhirnya dokter membuatkan sebuah jaket tebal dan panas untuk menopang Kezia agar bisa duduk. Lagi-lagi Kezia tidak mengeluh. Malahan, ia mengunjungi anak-anak penderita cancer satu per satu. Dengan imannya, ia mendoakan mereka. Ia mendukung mereka. Meski ia tahu, bahwa dirinya juga sedang dalam keadaan yang menderita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline