Lihat ke Halaman Asli

Berita Politik dan Kriminal Menyelimuti Imajinasi Publik

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="politik uang"] [/caption]

Rasanya badan ini pegel-pegel kalau semenitpun tak lihat layar tivi yang mengabarkan berita dan gambar. Sudah kecanduan, pikiran kita sudah terbentuk oleh berbagai media tivi yang akhir-akhir ini marak dengan berita yang serem-serem: baik carut-marutnya politik, silat lidah politisi yang lidahnya sampai kelu. Kabar dan gambar kriminal dengan berbagai kemajuannya dan ke-sadisannya meng-eksekusi para korbannya.

Tidak cukup media tivi,media surat kabar terbitan local  maupun nasional, tersedia di eceran, di-kios-kios didapatkan pelanggan Koran. Publik banyak mencari informasi apa saja di media massa,baik berupa cetak maupun elektronik. Yang paling menyedot perhatian lebih, berita politik dan kriminalitas. Untuk politik barangkali karena dipengaruhi suhu politik yang sering membuat public panas-dingin dan tak pernah lepas dari publikasi media. Coba kita lihat setiap hari, pakar-pakar politik segala usia dan jam terbangnya hilir –mudik dari stasiun tivi ini terus pindah ke sana, dan sebaliknya. Seolah-olah,publik disuguhi dan disodori para pengamat yang sama dan komentarnya sama , dari hari-kehari tidak ada perkembangannya. Seakan-akan publik kita meng-amini mereka-mereka bicara yang tak jelas ujung-pangkalnya. Seakan-akan masyarakat buta-tuli, bodoh. Yang pandai omong ya di tivi itu. Cilaka duabelas!!

Suhu Politik semakin hari semakin mendidih. Dari soal pemilu, partai, legislative, DPD, tim sukses, pilpres, kampanye, cari dan sirep dana dan seterusnya. Walau sebenarnya politik local, semisal pemilihan kepala desa, Badan Perwakilan desa,tak kalah menariknya untuk diperbincangkan, politik yang bertaburan di media adalah politik nasional dalam arti berkaitan dengan hajad Negara.

Sementara kriminalitas adalah satu wilayah yang berbeda dengan politik, walau tidak tertutup dimungkinkan akhirnya bisa saling kerjasama dan mendukungnya. Kisah-kisah kriminalitas yang gampang di temui di media massa, rupanya banyak menyita perhatian publik. Kriminalitas tak lepas dari kekerasan,kebrutalan, sadisme dan ini yang sering ditampilkan berbagai media berita kriminalitas dengan berbagai gambar dan ke-vulgaran-nya dengan jelas dan disiarkan ber-ulang-ulang. Media cetak tak kalah serem, memasang foto-foto kekerasan dan kesadisan, korban yang berlumuran darah, maupun dengan ragam jenis senjata tajam yang dipergunakan menganiaya dan membunuhnya, malahan ada yang memperkosanya. Ini yang membawa  “imajinasi public” secara proses lambat atau cepat akan mempengaruhi tindakan, perilaku,budi-pekerti masyarakat dikemudian harinya. Dan sekarang sudah terbukti.  Ditambah media elektronik,terutama televisi,menyajikan symbol-simbol kekerasan, kemesuman yang bergerak sehingga “terasa nyata” betapa kekerasan dan kemesuman itu sangat dekat dengan pemirsa. Dan problema in masih ditambah dengan maraknya arus informasi melalui internet yang sudah merambah sampai per-dusunan.

Politik dan kriminal meski hal yang berbeda, tetapi keduanya bisa diketemukan dalam satu berita di media massa. Keduanya digemari oleh masyarakat, karena mungkin keduanya mempunyai unsur yang sama: yaitu kekerasan. Unsur itu hampir-hampir seperti sisi  lain dari mata uang sama di wilayah politik dan kriminal. Kekerasan dalam wilayah politik selain dalam bentuk fisik bisa berupa psikis, yang oleh kalangan politisi sering disebut sebagai “ pembunuhan karakter”. Sementara di wilayah kriminal, dominasi kekerasan fisik sangat dominan dan kental sekali. Karena ada unsur yang sama, meski motifnya lain politik dan kriminal, setidaknya seperti disebutkan di tulisan di atas, cukup tinggi dikonsumsi oleh masyarakat melalui media. Namun juga perlu dimengerti dan disadari, ada lho sebagian masyarakat yang tidak mengabaikan berita seni-budaya dan jenis informasi lainnya. Maka perlu berhati-hati dalam menyajikan aneka gambar berita di masyarakat yang kini semakin hari semakin tinggi tingkat “ ber- imajinasi kekerasan”  di dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah renungan !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline