Lihat ke Halaman Asli

Mawar Hitam

Pujangga dari Tepi Danau Sentani

Cerita tentang Kaum Rebahan

Diperbarui: 5 Juli 2024   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: pixabay.com

"Ah, tidur dulu, bentar baru aku kerjakan," kata-kata yang sering keluar ketika aku ingin memulai sesuatu, tanpa sadar kalau sudah terlambat. Akhirnya, yang muncul hanyalah penyesalan.

Hari ini adalah hari pertama kuliah di Universitas Kristen Satya Wacana, Fakultas Pertanian dan Bisnis, dengan program studi Agribisnis. Aku memilih jurusan ini karena keinginan sendiri. Motivasinya karena keluargaku punya lahan yang besar di daerahku, dan aku adalah satu-satunya anak laki-laki dalam keluargaku. Jadi, aku memutuskan untuk suatu saat bisa mengelolahnya. Namun, saat kuliah dimulai, rasa bosan mulai merayapi. Baru hari pertama sudah dibebani tugas dari dosen yang harus dikumpulkan lusa.

Hari ini benar-benar melelahkan, ada dua mata kuliah yang harus aku hadiri. Semester ini, ada lima mata kuliah dengan total 14 SKS. Awalnya kupikir gampang, ternyata terbalik. Ini pelajaran bahwa kita tidak boleh menaruh ekspektasi terlalu tinggi.

Dalam perjalanan pulang ke kos, aku bertekad untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Tapi setibanya di kos, aku langsung mandi dan rebahan di kasur. Tekad yang tadi berapi-api seakan hilang. Sambil rebahan, aku mengambil handphone lalu mulai membuka media sosial, kemudian mabar PUBG dengan teman-temanku.

Waktu berjalan cepat, tidak terasa hari sudah malam. Aku terlalu asyik bermain game hingga tidak sadar kalau ada tugas yang harus dikumpulkan besok lusa. Aku mengambil peralatan kuliah lalu mulai mengerjakan tugas. Sedang menaruh fokus, handphone ku tiba-tiba bergetar, tanda ada notifikasi yang masuk entah dari media sosial atau SMS. Ternyata ada teman kampusku yang ngajak mabar Mobile Legends. Tanpa pikir panjang, aku setuju. Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 19:00 WIB.

Mabar dengan teman memang mengasyikkan. Aku sampai tidak sadar kalau sudah jam 22:00 WIB. Aku pun kembali ke meja belajar untuk melanjutkan tugas, tapi melihat jam yang sudah menunjukkan malam larut, aku memutuskan untuk mengerjakannya besok pagi karena kelas baru dimulai jam 10:00 WIB. Aku berpikir bisa mengerjakannya mulai jam 07:00 WIB.

Pagi pun tiba, aku terbangun pukul 09:30, dengan cepat aku bergegas bersiap menuju kampus karena hanya punya sisa waktu 30 menit. Untuk berjalan kaki ke kampus butuh waktu 15 menit, jadi aku memesan grab. Tidak sempat makan karena om grab sudah datang, aku pun bergegas ke kampus. Sesampainya di kampus, seperti biasa, aku mengikuti perkuliahan. Lagi-lagi ada tugas dari dosen yang harus dikumpulkan besok. Bertambah sudah beban hidupku.

Kini ada tiga tugas yang harus aku kerjakan dan semuanya harus dikumpulkan besok tepat pukul 07.00 WIB. Pulang ke kos dengan rasa malas dan lapar, aku merenung bahwa ternyata kuliah tidak seenak dan segampang yang dulu aku bayangkan saat masih SMA.

Sesampainya di kos sudah pukul 12:30. Hari ini hanya ada satu kelas. Karena lapar, aku keluar untuk membeli makan di warung-warung terdekat. Sebenarnya ingin masak sendiri, tapi aku sudah terlalu lelah dan malas.

Niatku kali ini sudah kuat diiringi tekad membara bahwa aku harus menyelesaikan tiga tugasku. Ku tantang diriku untuk menyelesaikannya sebelum jam 16:00 WIB. Laptop menyala, WiFi aman, sebotol Coca-Cola di samping, cemilan tersedia, dan beberapa buku referensi sudah disiapkan. Aku mulai bekerja. Siang itu tidak terlalu panas, karena di sekitar kos ada pepohonan yang memberikan udara segar. Kipas angin menyala 24 jam, angin sepoi-sepoi menambah kesejukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline