Lihat ke Halaman Asli

Jose Hasibuan

TERVERIFIKASI

Seorang abdi bangsa

[Kesaksian] Sembuh dari Covid-19 Setelah 35 Hari di ICU, 13 Kali Swab Test dan 62 Hari Perawatan

Diperbarui: 6 April 2021   13:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bapak yang sempat terinfeksi Covid 19 foto bersama Tim Medis RS Siloam Kelapa Dua (Dokumen Pribadi)

Artikel ini adalah tulisan ketiga dari seri Testimoni Bapak kami, St. R. Ch. P Hutasoit / HR br Sianipar yang Terinfeksi Covid-19  pada bulan Maret 2020 lalu.

Baca Artikel Sebelumnya : [Kesaksian] 10 Hari Mencari Pertolongan Medis, 11 Kali Ditolak Rumah Sakit

Pada hari Jum'at (03/04/2020) adalah hari pertama Bapak dirawat sebagai Pasien Covid-19. Bapak mengalami perawatan super intensif selama 62 hari di RS Siloam Kelapa Dua.

Hari itu, kira-kira pukul 20.00 WIB, bapak dibawa dengan Ambulance setelah 1 malam dirawat di IGD Siloam Karawaci, Banten.

Sebelumnya pihak RS telah mengkonfirmasi lewat telepon kepada kami di Pekanbaru bahwa masih tersedia 1 kamar sebagai ruang isolasi untuk bapak. Kami sangat bersyukur untuk informasi ini mengingat 9 hari sebelumnya, bapak harus bolak balik ke sepuluh RS untuk mendapatkan kamar isolasi tetapi selalu ditolak.

Malam itu kami cukup lega karena akhirnya bapak bisa mendapatkan kamar untuk perawatan, meskipun bapak disana hanya 1 malam saja.

Keesokan harinya, kami dihubungi oleh pihak RS Siloam Kelapa Dua yang menginformasikan bahwa kesadaran bapak mulai berkurang. Kami berpikir, mungkin ini faktor bapak baru mendapatkan penanganan medis di RS setelah 10 hari terinfeksi virus corona.

Selanjutnya, melalui sambungan telepon itu, dokter yang menghubungi kami memutuskan akan membawa bapak ke ruang ICU agar dapat diperhatikan lebih intensif. Sabtu (04/04/2020) adalah hari pertama bapak dirawat intensif di ruang ICU.

Meskipun saat mendengar keputusan tersebut perasaan kami menjadi tidak karuan, tapi akhirnya kami mempercayakan sepenuhnya tindakan medis kepada pihak RS. Paling tidak, kami akan merasa cukup tenang karena di ICU bapak akan dimonitor, berbeda jika tetap sendiri di kamar isolasi.

Sangat bersyukur bahwa komunikasi pihak RS kepada keluarga pasien sangat baik. Mereka segera mengirimkan foto bapak yang telah dipasang ventilator kepada kami melalui pesan whatsapp.

Melihat foto bapak yang mengenakan ventilator sesungguhnya membuat perasaan kami hancur. Tetapi mungkin inilah yang terbaik, sambil berharap pernafasan bapak menjadi lebih stabil dengan dibantu ventilator.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline