PSBB Jakarta dan Anjloknya IHSG
Tidak hanya Online Shoping yang mengenal istilah 'flash sale', bursa saham pun hari ini menawarkan 'flash sale' besar-besaran. Jika beruntung, para investor saham bisa dapat saham bagus dengan harga super diskon.
Namun jika terus menerus didiskon dalam beberapa hari ke depan, siapa yang yakin akan tetap bertahan tanpa menarik dana investasinya? Bisa-bisa para investor justru akan angkat kaki dan segera meninggalkan pasar modal.
Tak tanggung-tanggung, hari ini (10/09/2020) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan minus 5,01%. Jika mengacu pada penutupan perdagangan sebelumnya, IHSG terkoreksi 257,915 poin hingga ditutup pada level 4.891,461.
Sejak awal Agustus 2020, IHSG sesungguhnya mulai merangkak naik setelah terus terus anjlok di awal-awal terjadinya pandemi Covid-19. IHSG sempat menyentuh titik nadir terendah pada 24 Maret 2020 pada posisi 3.937.632.
Jika berkaca pada indeks terendah ini, sebenarnya hingga rabu (10/09/2020), IHSG telah naik sejauh 1.211,744 poin atau mengalami kenaikan sekitar 30,77%.
Jatuhnya IHSG tidak terlepas dari 'flash sale' saham-saham yang tergabung dalam Indeks LQ45. Sebagai informasi, Indeks LQ45 merupakan indeks pasar saham yang terdiri dari 45 saham dengan kapitalisasi pasar tertinggi, dengan kondisi keuangan, prospek pertumbuhan, dan nilai transaksi yang tinggi pula.
Lebih parah dari IHSG, LQ45 bahkan hari ini terkoreksi hingga mencapai minus 6%. Koreksi sangat dalam ini membuat indeks LQ45 ditutup ke level 756,115 atau terkoreksi 48,235 poin dari hari sebelumnya.
Beberapa saham yang termasuk dalam indeks LQ45 periode Agustus - Oktober 2020 diantaranya adalah Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Central Asia (BBCA), Aneka Tambang (ANTM), Adaro Energy (ADRO), Telekomunikasi Indonesia (TLKM), dan Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP)
Mari kita lihat pergerakan 6 saham LQ45 ini lebih lanjut.