Lihat ke Halaman Asli

Jose Hasibuan

TERVERIFIKASI

Seorang abdi bangsa

4 Hal yang Dapat Melemahkan "Bonding" Anak dan Orang Tua

Diperbarui: 14 Juni 2020   08:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.theemotionmachine.com

Secara biologis, ada hubungan darah antara orang tua dan anak, dimana dalam diri seorang anak mengalir darah ayah dan ibunya. Namun secara emosional, seharusnya juga terjadi hubungan antara anak dan orang tuanya yang disebut dengan "bonding".

Kamus Inggris - Indonesia menerjemahkan kata "bonding" sebagai "mengikat". Istilah lain yang merujuk pada kata ini adalah "emotional bonding" yang dapat diartikan "ikatan emosional".

Dalam perkembangan anak, diperlukan relasi yang terbangun secara terus menerus dengan kedua orang tua. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, kualitas relasi sangat mungkin menjadi makin lemah. Kedekatan antara orang tua dan anak saat mulai beranjak remaja tidak lagi seerat saat masih kanak-kanak.

Jika hal ini terjadi, maka akan muncul perasaan ambivalensi dalam diri anak. Di satu sisi, anak membutuhkan keterikatan secara terus menerus secara emosional dengan orang tua, tetapi di sisi lain ada kebingungan karena perubahan relasi yang terjadi. Padahal, justru memasuki masa-masa remaja, bonding antara orang tua dan anak sangat dibutuhkan karena anak sedang bertumbuh menemukan jati dirinya.

Anak remaja yang tumbuh tidak disertai bonding dengan orang tua, sesungguhnya berpotensi menghadapi masalah besar dalam hidupnya di kemudian hari. Tanpa bonding dengan orang tua, sangat mungkin seorang anak akan mencari dan menemukan kedekatan dari tempat yang salah. Saat mengetahui anak mulai menunjukkan sejumlah tanda kenakalan, barulah orang tua tersadar, bahwa bonding antara anak dan orang tua tidak boleh putus.

Lantas, apa yang menyebabkan melemahnya ikatan antara anak dan orang tua? Paling tidak ada empat hal yang perlu diwaspadai agar bonding antara anak dan orang tua tidak melemah.

Pertama, orang tua yang terlalu sibuk.

Kesibukan dunia kerja akan banyak menyita waktu orang tua. Apalagi jika ayah dan ibu, keduanya bekerja, maka yang sering terjadi adalah kehidupan yang serba cepat dan sulit menemukan waktu-waktu berkualitas bersama anak.

Sering sekali, orang tua pulang ke rumah dengan sisa-sisa energi yang telah banyak terkuras sepanjang hari. Kebutuhan orang tua saat tiba di rumah adalah istirahat untuk memulihkan kondisi dari kelelahan. Hal ini akan membuat interaksi antara orang tua dan anak menjadi sulit. Anak kemudian tidak lagi merasakan kehadiran dan kehangatan orang tua.

Belum lagi jika orang tua memiliki keluarga besar dan segudang aktivitas sosial. Akhir pekan yang seharusnya menjadi kesempatan membangun kedekatan dengan anak, justru tidak terjadi. Orang tua sibuk dengan sejumlah kunjungan keluarga dan pertemuan-pertemuan sosial dengan orang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline