Lihat ke Halaman Asli

Jose Dewa

Pelajar

Fast Food Apakah Sepenuhnya Buruk?

Diperbarui: 14 September 2022   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Makanan merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Makanan dapat berfungsi sebagai sumber energi, vitamin dan mineral bagi tubuh. Tanpa adanya makanan, dapat dipastikan tubuh menjadi lemas sehingga tidak optimal dalam melakukan suatu kegiatan. Makanan dapat diklalifikasikan menjadi Sekarang ini, banyak sekali tempat yang menjual berbagai macam makanan. Salah satunya adalah makanan fast food atau makanan cepat saji.

Menurut para ahli makanan cepat saji adalah jenis makanan yang mudah disajikan, praktis dan umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat adiktif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa produk tersebut (Sihaloho 2012). Makanan fast food memang menyajikan sebuah kemudahan bagi masyarakat. Proses pengolahan yang cepat dan rasa yang cukup lezat menjadi kelebihan dari makanan cepat saji. Namun, banyak dari masyarakat yang menganggap makanan cepat saji menyebabkan hal buruk bagi tubuh manusia. Makanan fast food memang dapat menimbulkan beberapa jenis penyakit. Menurut Septiyani (2011) dapat menimbulkan penyakit seperti obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, meningkatkan resiko serangan jantung, penyakit kardiovaskular, meningkatkan resiko kanker.serta berbagai jenis penyakit lainnya.

Kasus dalam mengonsumsi makanan cepat saji secara berlebihan terjadi pada diri seorang remaja berusia 17 tahun. Remaja ini mengalami kebutaan permanen akibat dirinya memilih-milih makanan. Remaja tersebut gemar mengonsumsi makana cepat saji yaitu kentang goreng dan jenis fast food lainnya selama bertahun-tahun. Akibat dari pola makan yang buruk ini, remaja tersebut mengalami kekurangan beberapa nutrisi dalam tubuh. Menurut hasil yang dipublikasikan oleh Annals of Internal Medicines, remaja ini mulai mengalami hal kurang nyaman saat usia 14 tahun. Pada mulanya, ia merasa hal ini terjadi karena dirinya mengalami  kelelahan saja. Tetapi rasa lelah ini terus berlanjut sehingga ia merasa tidak nyaman. Rupanya hasil pemeriksaan menunjukan bahwa remaja tersebut kekurangan vitamin B12 dan kekurangan sel darah merah atau biasa disebut anemia. Dokter meminta remaja tersebut untuk memperbaiki pola makannya demi menunjang proses pengobatan remaja tersebut dengan cara menyuntikan vitamin B12 ke dalam tubuhnya. Akan tetapi, remaja itu tidak mengindahkan nasihat sang dokter dan tetap melanjutkan pola makannya yang buruk.

Hasil dari kebiasaan buruk yang tetap diteruskan oleh remaja ini berbuah ketika dirinya berumur 15 tahun. Remaja tersebut mulai mengalami masalah dalam pendengaran dan penglihatannya. Dokter pun memeriksa dengan memindai mata remaja itu dengan MRI. Tetapi hasil yang didapat menunjukan hasil yang normal sehingga membuat dokter tersebut kebingungan. Dua tahun kemudian, remaja tersebut kembali untuk memeriksakan penglihatannya yang semakin parah dan ternyata menunjukan angka 20/200 di kedua mata. Di Amerika Serikat, hasil dengan angka 20/200 sudah masuk dalam kategori buta. Remaja tersebut di diagnosis dengan penyakit 'neuropatik optic gizi' atau kerusakan syaraf mata akibat kekurangan gizi. Dalam wawancara, remaja tersebut mengakui bahwa semenjak kecil dirinya sering mengonsumsi makanan fast food yaitu kentang goreng, daging ham, keripik kentang, daging ham dan sosis olahan. Inilah salah satu kasus nyata akibat mengonsumsi makanan cepat saji secara berlebihan.. Tetapi makanan cepat saji tentunya tidak sepenuhnya menyebabkan hal-hal buruk bagi tubuh, ada beberapa hal baik yang diberikan makanan cepat saji bagi tubuh manusia.

Di dalam makanan fast food seperti hamburger, pizza, fried chicken, kentang goring dan sebagainya juga mengandung hal yang baik bagi tubuh manusia. Sebagai contoh, di dalam sebuah hamburger, terkandung beberapa zat yang bermanfaat bagi tubuh manusia seperti kabrohidrat, protein, kalium, tembaga, kalsium, fosfor, vitamin A, dan vitamin B. Kabrohidrat dapat diproses dan menjadi sumber energi bagi tubuh, protein berfungsi untuk memperbaiki sel yang rusak, kalsium, fosfor dan kalium untuk kesehatan tulang, tembaga menjadi sumber pembentukan sel darah, vitamin A untuk menjaga kesehatan mata dan vitamin B untuk meningkatkan kesehatan sistem syaraf manusia. Dibalik banyaknya dampak buruk yang dihasilkan, ternyata banyak pula manfaat baik dari makanan cepat saji bagi manusia. Berkaca dari kasus remaja berusia 17 tahun tersebut, meskipun di dalam makanan cepat saji tergantung juga banyak vitamin dan mineral yang berguna bagi tubuh kita namun, bukan berarti kita hanya bergantung pada makanan cepat saji untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut. Masih banyak alternative makanan lainnya yang mengandung unsur gizi tak kalah banyak dengan makanan cepat saji. Bahkan mungkin makanan tersebut lebih menyehatkan bagi tubuh kita.

Pada dasarnya, makanan itu baik bagi tubuh. Sebab tanpa makanan, tubuh kita tidak akan mendapat sumber asupan energi untuk menjalankan aktivitas harian kita. Dampak buruk yang dihasilkan oleh makanan cepat saji hanya akan terasa apabila kita terlalu sering memakannya. Selain itu, gaya hidup juga turut berpengaruh dalam meningkatkan resiko buruk dari makanan cepat saji. Apabila kita sering bergadang, merokok, malas berolahraga, tentunya resiko terjangkit berbagai macam penyakit juga lebih besar. Tentu apabila kondisi kita sudah sering sakit-sakitan, menjalankan aktivitas harian rasanya akan sangat berat dan melelahkan. Hal ini juga berisiko pada menurunnya produktivitas kerja kita sebagai manusia.

Demi kesehatan, alangkah baiknya apabila kita mengonsumsi makanan cepat saji secukupnya saja serta diimbangi oleh pola hidup sehat. Apabila kedua hal ini dapat dilaksanakan secara teratur, terutama pola hidup sehat niscaya maka segala dampak buruk bagi tubuh dapat kita hindari dengan lebih baik dan tubuh kita akan menjadi lebih bugar dan sehat.  Dengan demikian, kita menjadi lebih produktif dalam kehidupan sehari-hari.

Daftar Pustaka :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline