Lihat ke Halaman Asli

Joromualdes

An educator

Kesiapan Belajar di Sekolah, Apa yang Dapat Orangtua Lakukan?

Diperbarui: 5 Maret 2022   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Orangtua mengambil peranan yang signifikan dalam mempersiapkan anak untuk belajar di sekolah sejak mereka masih kecil.

Untuk anak berusia 0-18 bulan, berikut adalah beberapa peran yang orangtua perlu lakukan untuk menyiapkan anak untuk belajar:

  • merawat anak dengan penuh kasih, memberikan rasa aman, merespon stres dengan cara yang sehat, memberikan pelukan, tawa, dan senyuman; membangun ikatan dengan anak Anda; tidak memberikan ancaman.
  • mendorong anak untuk mulai merangkak, duduk, menunjuk; mengajak bermain dengan menggunakan bola,mainan kerincingan, atau mainan lainnya; menyediakan tempat aman bagi anak untuk bergerak bebas; sering menangani, menyentuh, dan mengayunkan anak Anda.
  • berinteraksi dengan anak dengan menggunakan banyak objek, berbagai gerakan, mengajak anak untuk belajar mengidentifikasi warna; mengatur jadwal pemeriksaan mata ke dokter secara berkala; menghindari penggunaan TV secara intens.
  • mengajak anak untuk mendengarkan suara dengan frase pendek  mengulangi suara-suara tertentu; menggunakan melodi; memantau infeksi telinga yang dialami oleh anak.
  • selalu merasa ingin tahu tentang dunia anak Anda; mengajak anak untuk melakukan penghitungan sederhana, menunjukkan contoh dari sebab dan akibat.
  • menyanyikan lagu pengantar tidur; memberi anak Anda kerincingan; mengulangi kata-kata yang berima; mengenalkan mereka lagu-lagu tradisional umum dan lagu-lagu anak-anak lainnya.
  • Pemberian ASI secara rutin; menghindari konsumsi jus secara berlebih; memastikan nutrisi yang cukup; memberikan makanan yang mengandung kadar lemak sedang.

Sedangkan untuk anak berusia 18-60 bulan, beberapa peran yang orangtua perlu lakukan memiliki kompleksitas yang lebih dalam, seperti berikut  ini:

  • Menjadi teladan dalam menunjukkan perasaan sebab-akibat, empati; menyediakan rumah yang menyenangkan; menetapkan aturan yang jelas; hindari berteriak kepada anak.
  • Mendorong permainan (seperti petak umpet), berputar-putar, menggambar, berjalan, berlari, aktivitas keseimbangan; beri anak Anda kebebasan untuk bereksplorasi (dengan aman); bermain dengan menggunakan instrumen.
  • Mainkan permainan yang melatih perhatian anak dan aktivitas yang melatih koordinasi mata-tangan anak; mengajarkan bagaimana untuk fokus; menyediakan waktu di luar ruangan; menghindari penggunaan televisi secara berlebihan;  mengatur jadwal pemeriksaan mata ke dokter secara berkala.
  • Memberikan paparan kalimat yang lebih panjang, mengenalkan anak pada bahasa kedua, kosakata yang lebih banyak; menjadwalkan pemeriksaan telinga secara teratur.
  • Menunjukkan demonstrasi, mulai mengajukan banyak pertanyaan, mengajarkan matematika dasar dan prinsip gerak dan volume.
  • Menyanyi bersama-sama; memainkan alat musik; mendengarkan musik yang terstruktur dan harmonis; memberikan paparan lebih banyak tentang variasi dalam jenis musik.
  • Mengenalkan anak akan berbagai macam makanan; mulai mengajarkan makanan seimbang yang tinggi serat dan sayuran; membiasakan anak untuk mengkonsumsi vitamin.

  • (disadur dari buku "Teaching with the Brain in Mind", karya Eric Jensen)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline