Lihat ke Halaman Asli

Psikopat Sadis, Jeffrey Dalmer, Akan Coba Dihidupkan di Serial Netflix Terbaru

Diperbarui: 19 September 2022   00:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Netflix

Serial yang menceritakan soal psikopat sudah biasa, namun bagaimana kalau serial tersebut berdasar kisah nyata? Dalam serial Netflix terbaru yang akan dirilis tanggal 21 September nanti, kita akan melihat sosok Jeffrey Dalmer yang pada tahun 1978-1991 merupakan pembunuh berantai dan juga pelecehan terhadap tujuh belas orang, yang kebanyakan dari mereka berkulit hitam dan homoseksual.

Dalam trailer 2 menit 40 detik yang diputar, rasa mencekam tampak mengelilingi setiap detik trailer tersebut. Salah satu yang bisa digarisbawahi dari trailer tersebut adalah adegan pada trailer yang berfokus tidak hanya pada sosok Jeffrey Dalmer, tapi pada wanita paruh baya yang menjadi tetangganya. Nah, hal ini sebenarnya adalah salah satu petunjuk bagi para penonton, karena berdasar berita yang beredar, film ini nantinya akan tampil dari sudut pandang para korban.

Sosok Jeffrey Dalmer ini akan dimainkan oleh Evan Peter. Orang awam mungkin mengenal Evan Peter sebagai Quick Silver dari franchise X-Man. Namun, bagi yang sudah menonton American Horror Stories tentu saja sudah paham seberapa suksesnya sosok Evan Peter dalam memainkan beberapa karakter kejam. Selain itu juga, seperti dalam serial American Horror Stories, Evan Peter juga bekerjasama dengan sutradara kawakan Ryan Murphy.

Meskipun serial ini belum ditayangkan, di media sosial banyak yang melayangkan kritik soal kehadiran film ini. Kritik-kritik tersebut berkaitan akan kemungkinan adanya glorifikasi ke sosok Jeffrey Dalmer yang merupakan sosok psikopat dan yang juga yang menurut sebagian besar orang, adalah sosok yang rasis. Seakan mengetahui akan adanya komentar negatif, sinopsis dari trailer ini berbunyi bahwa film Dalmer ini akan bertujuan untuk "mengekspos kejahatan yang tidak masuk akal ini dan berpusat di sekitar para korban yang kurang terlayani dan komunitas mereka yang terkena dampak rasisme sistemik dan kegagalan institusi polisi."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline