Lihat ke Halaman Asli

Pencemaran Tanah akibat Lumpur Lapindo di Sidoarjo

Diperbarui: 10 Mei 2021   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Menurut pahamify.com, "Perubahan lingkungan adalah terganggunya keseimbangan lingkungan dikarenakan faktor alam dan faktor manusia." Menurut saya perubahan lingkungan bisa menyebabkan kerusakan lingkungan, baik dikarenakan oleh alam maupun manusia. Salah satu contoh kasus yang merusak lingkungan adalah lumpur Lapindo yang berada di Sidoarjo. Kasus ini disebabkan karena kebocoran saat sedang melakukan pengeboran minyak dan gas bumi. Kejadian ini berdampak buruk bagi lingkungan disekitarnya, permukiman warga, tumbuhan dan hewan menjadi mati dan rusak. Tanah, air, dan udara menjadi tercemar akibat lumpur Lapindo yang panas ini. Tanaman yang awalnya bisa tumbuh dengan baik, sekarang bahkan tidak bisa tumbuh sama sekali dikarenakan lumpur Lapindo.

Untuk mengatasi masalah ini pemerintah telah berupaya untuk melakukan program pengendalian lumpur. Mereka belum bisa menemukan cara untuk menghentikan penyemburan lumpur yang masih terjadi hingga sekarang, bahkan menurut Profesor James Mori, semburan lumpur PT Lapindo Brantas di Porong Sidoarjo, masih akan berlangsung hingga 30-an tahun mendatang. Pemerintah daerah setempat bekerja sama dengan kementrian PUPR dan BPLS untuk melakukan pengaliran lumpur ke Kali Porong. Mereka membuat tanggul cincin di pusat semburan lumpur untuk mengarahkan aliran lumpur melalui spillway dan dipompa keluar ke Kali Porong. Saat pengaliran, lumpur juga harus sedikit diencerkan agar mudah disedot, maka dari itu Pengaliran ke Kali Porong dilakukan dengan komposisi lumpur 20% padatan dan 80% air.

Pemerintah juga menata lingkungan untuk pemanfaatan kawasan sebagai tujuan geo wisata dan melakukan pengendalian banjir di kawasan terdampak menggunakan pompa pengendali. Selain itu, lumpur Sidoarjo berpotensi dimanfaatkan untuk bahan konstruksi seperti bata merah,genteng, agregat dan beton ringan. Selain itu lumpur Sidoarjo mengandung potensi bakteri yang toleran dengan suhu tinggi dalam industri enzim dan antibiotik serta bakteri toleran salinitas tinggi sebagai pupuk hayati.

dokumentasi pribadi

Untuk mencegah hal ini bisa terjadi lagi, saya menyarankan para perusahaan tambang, baik tambang emas, batubara, gas dan minyak bumi untuk memeriksa lagi alat yang digunakan untuk menambang. Lakukan juga pengecekan rutin 1-2 bulan sekali agar jika ada sesuatu yang perlu diperbaiki bisa ketahuan. Kita harus bisa mencegah hal seperti kebocoran lumpur lapindo ini agar tidak terjadi lagi.

Typical lingkungan di sidoarjo adalah mempuyai 2 musim utama layaknya negara tropis, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Sidoarjo juga memiliki garis pantai yang panjang dan curah hujan tinggi. Seharusnya lahan-lahan di Sidoarjo sangat cocok untuk dijadikan lahan pertanian atau pun tempat tinggal penduduk. Sayangnya hal ini tidak bisa dilakukan karena fungsi lahannya telah berubah dikarenakan tertutup Lumpur.

Kondisi tanah sebelum terjadinya lumpur Lapindo dipenuhi tanaman dan subur, tetapi setalah munculnya lumpur Lapindo akibat ulah manusia, tanah disana menjadi tertutup lumpur dan mustahil untuk menanam tanaman disitu. Sampai sekarang lumpur ini masih ada dan pemerintah masih terus berusaha untuk mengatasi permasalahan ini. Kedepannya kita sebagai manusia harus lebih berhati-hati agar tidak terulang kesalahan yang sama dan agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan yang sama.

dokumentasi pribadi

Fun fact =

Luas Lumpur Lapindo hanya lah 1% dari luas keseluruhan luas Sidoarjo, yaitu 640 Ha

 Setiap 1 liter lumpur mengandung 0,01 mol Cu

sumber :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline