Saya layaknya warga negara lain, yang hari ini menggunakan hak pilih dalam pemilihan kepala daerah. Saya sendiri tinggal di kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di saat provinsi lain, pilkada dilaksanakan untuk memilih pasangan cagub dan cawagub, tentu saja saya tidak mendapatkan hak itu karena keistimewaan DIY.
Meski tak ada pemilihan pasangan cagub dan cawagub, tak menghalangi saya, saudara, dan tetangga untuk memilih orang yang akan memimpin Gunungkidul selama lima tahun ke depan.
TPS saya berpusat di Balai Padukuhan (Dusun) Branjang, tepatnya TPS 006 Kelurahan Ngawis. Pada TPS ini, selain warga padukuhan Branjang, juga diperuntukkan bagi warga padukuhan Ganang dan sebagian warga Ngelo II, mengingat daftar pemilih di ketiga padukuhan memang tidak terlalu banyak. Total daftar pemilih di TPS, dari tiga padukuhan ada 354 orang, meliputi 162 pemilih laki-laki dan 192 pemilih wanita.
Khusus untuk warga padukuhan Branjang dan sebagian warga padukuhan Ngelo II dijadwalkan mulai pukul 10.00 sampai 13.00 WIB. Sedangkan warga Ganang mulai pukul 07.00 sampai 10.00 WIB.
Saya yang semula mau berangkat mruput atau pagi, akhirnya berangkat sesuai dengan jadwal. Saya memang tak membaca undangan karena yang menerima dan menyimpan adalah suami saya.
Setelah pukul 10.00, muncul notifikasi pada grup warga padukuhan yang mempersilakan para warga Branjang untuk segera mencoblos surat suara. Akhirnya saya ke Balai Padukuhan untuk menggunakan hak pilih saya, dengan harapan pasangan cabup-cawabup pilihan saya yang nantinya akan dilantik menjadi Gunungkidul 1 dan 2 atau Bupati dan Wakil Bupati.
Tak butuh waktu lama untuk mengantri karena saat pergantian waktu pemilihan dari padukuhan Ganang ke padukuhan Branjang dan Ngelo II, belum banyak yang hadir. Dengan menyerahkan undangan dan menunjukkan KTP, saya langsung menandatangani form daftar pemilih dan diberi surat suara.
"HP-nya dititipkan sini dulu, Bu," ucap salah satu petugas pemungutan suara. Saya turuti arahan itu dan langsung ke bilik suara. Dengan mantap, saya mencoblos surat suara, entah bagaimana hasilnya.
Setelah mencoblos surat suara dan mencelupkan jari kelingking ke tinta, saya dan warga lain berfoto ria di spot foto yang disediakan oleh panitia. Eh, ada juga "bingkisan" berupa makanan ringan dari salah seorang warga yang dititipkan kepada panitia pemungutan suara.