"Aku nggak mau sekolah, Bu! Huhuuuu," ucap Pipit kepada ibunya. Dia menangis sesenggukan.
"Lho, kamu sekolah itu biar jadi anak pinter, Pit," jawab Ibu dengan suara lembut.
"Aku mau belajar sama Ibu saja. Ya, Bu!"
Pipit menatap ibunya penuh harap. Namun sayangnya, bukan anggukan yang dilihat Pipit. Pipit melihat ibunya menggelengkan kepalanya.
"Aku kan ingin selalu bersama Ibu," gerutu Pipit. Dia mulai menghapus air mata.
Ibu mendekati Pipit.
"Ibu juga begitu, Pipit. Pingin sama kamu terus. Tapi Ibu khawatir kalau kamu nggak sekolah, kamu jadi olok-olok temanmu."
Pipit memang seekor burung yang sering diolok-olok teman-temannya. Dia selalu menangis kalau sudah dikeroyok temannya. Memang tidak dipukuli. Tetapi diolok-olok mereka itu sudah membuat Pipit sedih, marah dan tidak terima. Namun dia tak berani untuk melawan.
"Jadi, aku harus sekolah biar nggak diolok-olok teman?"
Ibu mengangguk. Anak bodoh jelas akan terlihat aneh bagi teman-teman Pipit.