Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Nekad Menulis Cerita Anak di Tengah Kemewahan Kompasiana

Diperbarui: 23 Oktober 2024   01:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: halozakat.org

"Mbak, baiknya kalau bikin tulisan dijadwal," chat dari seorang Kompasianer, Mas Zaldy Chan, yang sering bertukar pikiran tentang tulisan di Kompasiana, beberapa tahun yang lalu.

Ceritanya dulu saya menulis cerita bersambung dengan tokoh seorang guru yang dipisahkan dengan putrinya, Husna. Energi saya habis untuk menulis cerita bersambung itu. Pada akhirnya, saya hampir lupa cara menulis artikel pendidikan atau kanal lain yang biasa saya tulis.

Saya berpikir kalau chat dari Mas Zaldy memang ada benarnya untuk dilakukan. Singkat cerita saya menjadwal materi tulisan dari Senin hingga Minggu. Kapan menulis edukasi, budaya, cerpen dan cerita anak. 

Seiring perkembangan waktu dan banyaknya kesibukan, jadwal itu sedikit kacau. Saat pandemi melanda, saya fokus menulis fabel bersambung dengan tokoh rusa dengan segala ragamnya, sebanyak 30 part. Atau cerita anak lain yang mengabadikan kejadian dan keresahan yang terjadi saat masa covid 19.

Sebenarnya menulis cerita anak baik dengan tokoh anak-anak serta hewan (fabel) hingga cerita fantasi bukan hal yang gampang. Saya sendiri tak mencoba untuk membranding diri sebagai penulis cerita anak.

Pada awal mengenal dunia tulis menulis, saya lebih banyak menulis apa saja yang saya tangkap sebagai ibu rumah tangga yang tinggal dan hidup dengan budaya Jawa serta sekolah. Sementara dalam perkembangannya, cerpen pun saya coba. Sampai pada akhirnya saya mengenal tulisan seorang Kompasianer, Mbak Lina WH, yang menulis fabel bersambung.

"Saya menulis untuk anak, Bu," cerita beliau.

Karena cerita yang ditulis Mbak Lina sangat seru, unik dan dibuat berseri, mulailah saya menulis fabel untuk pertama kali dengan judul "Singa yang Baik Hati" dalam 2 seri dan "Angsa Putih yang Cantik" dalam 4 seri.

Selanjutnya, saya bersama dua penulis lain, Mbak Ummu el Hakim dan Mbak Lina WH, yang berasal dari Gunungkidul memiliki proyek untuk menyusun buku di mana isi buku merangkum kekhasan dan keunikan penulis.

Ummu el Hakim yang mahir berpuisi, Mbak Lina yang jago menulis artikel parenting. Dan untuk melengkapi tulisan, ada ide memasukkan cerita anak di dalam draft buku karena dekat dengan dunia anak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline