"Kety itu nggak seperti kamu, Pus," ucap Mini, si tikus yang terkenal sangat baik kepada siapa pun. Karena itu, kalau dia sudah menilai temannya jelek, pasti ada alasan kuat.
"Kenapa sih, Mini? Kok kamu kelihatan kesal begitu?" tanya Pusy kepada Mini.
"Itu, Kety sombong dan kasar kalau bicara. Bikin sebel 'kan?"
Pusy, kucing yang ramah dan lucu itu, hanya tersenyum. Dia memang pernah bertemu dengan Kety, kucing liar yang berasal dari hutan sebelah. Saat disapa, Kety tak menghiraukan sapaan Pusy. Namun Pusy tak memikirkan perilaku Kety.
Yang didengarnya, Kety itu hidup di hutan yang terkenal dengan kehidupan yang keras. Jadi itulah yang mungkin membentuk sifat Kety yang kasar dan sulit bersahabat dan cenderung ingin menang sendiri.
Sikap Kety itu membuat hutan tempat tinggal Mini, Pusy dan teman-temannya kurang nyaman. Mereka terbiasa dengan kehidupan yang nyaman, ramah satu sama lain, malah berhadapan dengan Kety yang sangat berbeda.
Setelah kedatangan Kety, ada saja yang membuat kondisi tidak nyaman. Kety sering mengejek Mini dan yang lain karena bermain bersama. Bahkan ke Pusy yang masih satu jenis hewan saja tetap diejek.
"Aku pingin sekali ngasih pelajaran ke Kety itu," ucap Rebit, kelinci putih, dengan mimik geregetan.
"Nggak usah. Jangan seperti itu. Nggak baik ah," komentar Pusy.
Mereka akhirnya bermain kejar-kejaran dengan riang dan itu dilihat oleh Kety dengan rasa tak suka.