Shalat adalah tiang agama. Untuk menyempurnakan shalat maka harus diawali dengan thaharah dengan berwudhu. Hadats kecil yang menempel pada tubuh harus dibersihkan terlebih dahulu. Shalat tidak akan diterima jika tidak melakukan wudhu terlebih dahulu. Ini disampaikan dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim.
Tuntunan berwudhu dengan jelas bisa didapatkan pada Qur'an Surat Al Maidah ayat 6. Berwudhu, membersihkan dari membasuh muka, tangan sampai siku, membasuh kepala dan membersihkan kedua kaki sampai mata kaki.
Mengingat kesempurnaan shalat melalui wudhu maka di dalam wudhu itu sendiri ada keutamaannya. Pertama, menghapus dosa dan mengangkat derajat seorang muslim. Bahkan di akhirat nanti, wudhu akan menjadi tanda yang berbeda daripada orang yang tidak berwudhu. Wajah, tangan dan kakinya nya terlihat bercahaya. Ketiga, dosa yang terlahir dari pandangan, tangan dan kaki akan hilang bersama menetesnya air wudhu yang terakhir. Maasya Allah, sungguh luar biasa keutamaan wudhu.
Nah ketika berwudhu, masih banyak yang kurang sempurna. Ada tata cara yang harus dilakukan saat berwudhu. Mulai dari membaca basmalah, membaca niat, membasuh tangan tiga kali, menggosok gigi, berkumur, dan memasukkan dan mengeluarkan air ke dan dari hidung, membasuh muka tiga kali dilanjutkan membersihkan jenggot (untuk lelaki). Lanjut membasuh tangan hingga siku, dimulai dari tangan kanan, dilakukan tiga kali. Mengusap kepala, kedua telinga, serta membasuh kedua kaki sampai mata kaki. Mulai dari kaki kanan, baru nanti sebelah kiri.
Setelah itu membaca Asyhadu alaailaaha illallah wahdahulaa syarikalah wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu warasuuluh.
Setelah itu laksana shalat yang tuma'ninah dan diakhiri dengan rangkaian doa. Nah ketika berdoa ini, seorang muslim harus bersabar karena tidak semua doa langsung dikabulkan oleh Allah SWT.
Meski begitu, seorang muslim tidak boleh ogah-ogahan dalam memohon pertolongan dalam doa kepada Allah. Allah menjamin bahwa semua doa hamba akan dikabulkan. Namun perkara dikabulkan atau tidak, memang menjadi rahasia-Nya.
Dalam sebuah hadits menjelaskan bahwa doa yang baik dan tidak memutuskan silaturahmi dengan sesama, maka akan dijanjikan beberapa hal. Pertama, dikabulkannya doa dan harapannya. Kedua, Allah akan menyimpannya untuk akhirat nanti. Ketiga, Allah akan menjauhkan dari kejelekan. Contohnya terhindar dari kecelakaan, atau musibah lainnya karena lisan dan hati yang banyak berdoa dan berdzikir kepada Allah.
Dari hadits ini kita tahu bahwa kekuatan dari menjalin tali silaturahmi akan membawa kebaikan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Bagi diri sendiri, salah satu hikmahnya adalah doa akan terkabul. Oleh karena itu, maka jika terpaksanya terjadi permasalahan dengan sesama, jangan sampai melebihi tiga hari dalam berkonflik. Perbanyak dalam menebarkan salam, itu adalah hal yang lebih baik. Mendiamkan orang lain lebih dari tiga hari sangat dilarang, Allah mengharamkan perbuatan tersebut.
Harus disadari bahwa orang lain atau perilakunya yang tidak kita sukai, malah ada hikmah di dalamnya. Atau berlaku sebaliknya. Mungkin saja orang lain atau perilakunya sangat kita cintai, ternyata malah banyak mudharatnya. Allah Maha Mengetahui segalanya. Karenanya, kita perbanyak doa, semoga menjadi manusia yang selalu taat kepada Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.