Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Beda

Diperbarui: 18 Januari 2024   13:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: istockphoto.com. credit: KatarzynaBlalaslewlcz

Semua manusia itu punya dosa. Namanya juga insan yang tidak sempurna. Meski diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna. Beda dengan tumbuhan atau binatang.

Aku dan saudara serta teman sekalipun dalam bingkai kesamaan tujuan, pastilah ada perbedaan pendapat. Otak manusia kan bekerja sendiri-sendiri karena ada akal di sana. 

Kini aku sudah berkeluarga. Belum lama pernikahan kami dilangsungkan. Ada banyak hal yang muncul dengan sendirinya dari karakter dari suami. Di sisi lain, suami pasti juga menemukan karakter yang sebelumnya belum pernah diketahuinya selama saling mengenal.

Begitulah. Konflik di awal-awal pernikahan juga kami alami. Seperti yang dikatakan seorang ustadz yang sering kusimak tausiyahnya, bahwa seseorang yang menikah itu harus siap dengan permasalahan yang muncul.

"Kamu kok nggak ikut nginep di rumah Ibumu, Fadia?" tanya Bunda.

Dalam beberapa hari ini, aku dan suami pulang ke kampung. Lama tak bertemu Ibu dan Bunda. Ibu itu sebutan bagi wanita yang melahirkan suamiku. Bunda itu ibu yang melahirkanku.

Mendengar pertanyaan Bunda, aku hanya menggeleng. 

"Ada masalah antara kalian?" tanya Bunda.

Aku ingin menceritakan tentang permasalahanku dengan suami, tapi kuurungkan. Aku masih ingin menenangkan diri. 

"Nggak apa-apa kok, Bunda. Aku kangen keadaan rumah saja. Mas Akza juga kangen keadaan rumah Ibu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline