Sebuah layang-layang biru berukuran besar terlihat di dekat gentong. Gentong itu merupakan wadah beras yang terbuat dari batu. Ditutup dengan papan kayu yang dibentuk lingkaran dan diberi pegangan.
Gentong itu masih dipakai sampai sekarang. Meski saat ini sudah banyak yang menggunakan wadah modern untuk penyimpanan beras.
"Sayang kalau nggak digunakan lagi, Ya!" ucap Ibu saat Aya merasa heran karena menyimpan beras tetap di gentong peninggalan Simbah Buyutnya.
Ada satu gentong lagi yang ukurannya lebih besar. Gentong itu digunakan untuk menyimpan air untuk memasak atau minum. Kalau untuk mencuci piring atau pakaian hanya menggunakan ember saja.
***
"Kok tiba-tiba ada layang-layang ini ya?" batin Aya.
Aya mengamati layang-layang yang ditemukannya. Terlihat biasa. Hanya saja, warna birunya mulai memudar.
"Itu layang-layang lama, Ya. Dulu dibuat sama bapakmu. Buat kakangmu, Dimas."
"Berarti memang sudah lama ya, Bu. Mas Dimas saja sudah SMP kelas IX."
"Iyo. Kalau mau main layang-layang itu, sebaiknya diganti dulu kertasnya. Kertas itu pasti sudah mudah terkoyak kalau kena angin," saran dari Ibu.