Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Setengah Hari Bersama di Hari Spesialmu

Diperbarui: 3 November 2023   15:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: penfighters.com

Seminggu lebih tak menyentuh akun Facebook, akhirnya aku bisa login kembali. Ada rasa lega saat bisa membuka kembali akun itu. Ya, meski sebenarnya aku jarang sekali update status atau menyambangi teman-teman lewat sosmed itu.

Kini, aku mengecek notifikasi yang masuk. Di sana ada pemberitahuan kalau tiga teman merayakan ulang tahun. Termasuk kau. 

Kau memang istimewa meski tak merasa istimewa. Namun aku tak berusaha mengistimewakanmu. Aku tahu diri, siapa aku dan posisiku dibanding denganmu, atau teman-teman lain.

Jadi, ketika teman-teman beramai-ramai menuliskan rangkaian ucapan selamat ulang tahun, aku lebih senang me-like atau membaca saja. Kukira itu sudah cukup. Dan seperti biasa, aku cuma scroll status atau berita dan beberapa novel yang berseliweran di beranda Facebook. 

Itu tak berlangsung lama. Akun Facebook segera kututup. Kulanjutkan lagi aktivitasku. Sebuah aktivitas yang tidak menunjukkan prestis tinggi. Lihatlah teman-teman menceritakan karir mereka yang cemerlang. Aku jauh di bawah mereka.

***

Aku bersama anak-anak kampung di sebuah gubuk tua, di pinggir dusun. Tak jauh dari sungai yang membelah desa tempatku tinggal menjadi dua bagian, utara dan selatan.

Di sisi kanan kiri gubuk terlihat kotor dan kumuh. Bagaimana tidak, di sekitar gubuk banyak tumpukan sampah. Tentunya bukan sampah organik, tetapi sampah plastik, koran bekas, karton dan sampah lainnya.

Banyak orang yang memandang sebelah mata dengan kegiatanku bersama anak-anak di gubuk tua itu. Sama sekali tak kupedulikan. Selama mamak dan bapak mendukungku.

"Mamak senang, kamu mengajak anak-anak kampung ini belajar kreatif, Ndhuk. Mereka akan belajar mencintai lingkungan," ucap Mamakku ketika mendengar olok-olok dari tetangga yang menilaiku sebagai sarjana yang gagal. Tak bekerja sesuai dengan ilmu yang telah kudapatkan selama ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline