Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Kisah Taby

Diperbarui: 18 Oktober 2023   08:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi tabebuya. Dokpri

Aku adalah pohon tabebuya yang ditanam di halaman rumah Pak Ari. Pak Ari adalah seorang penyuka bunga. Kulihat tak hanya ada aku di halaman rumahnya.

Oh iya, Pak Ari memiliki putri cantik bernama Ria. Anak itu sangat pintar dan cerdas. Ria-lah yang membuatku berada di depan rumahnya.

Beberapa bulan yang lalu, Ria datang bersama Pak Ari ke rumah pemilikku, Pak Beni. Pak Ari dan Pak Beni bersahabat sejak lama. Pak Ari mau membeli bibit tanaman Drini. 

Saat ke rumah pak Beni itulah Ria merengek, ingin memiliki bunga cantik seperti milik Pak Beni. Bunga itu tabebuya juga. Waktu itu bunga tabebuya warna pink sedang bermekaran, sangat indah dilihat.

Rupanya Ria sangat menyukai.

"Ayah, aku pingin punya bunga seperti itu!" 

Ria menunjuk ke arah tabebuya yang juga temanku itu. Hanya saja usia tabebuya itu memang lebih tua. Jadi berbunga lebih dulu.

"Kita minta Pak Beni ya, Yah!"

Mendengar permintaan Ria, Pak Ari tentu menasehati Ria. Lalu bertanya, "Kamu lihat pohonnya kan, Ria? Itu sudah ditanam di tanah. Sudah besar juga. Nggak mungkin kita bawa 'kan?"

Ria mengangguk, meski terlihat cemberut. Aku tertawa melihat lucunya saat Ria cemberut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline